Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada hari ini, Selasa (17/2/2015) berpotensi melemah.
“Rupiah berpeluang melemah merespons situasi buruk di Eropa,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta daalm risetnya yang diterima hari ini, Selasa (17/2/2015).
Dikemukakan seiring memanasnya negosiasi dengan Yunani, menyebabkan euro jatuh.
Rangga mengatakan pasar saham eropa serta euro jatuh, setelah negosiasi antara Yunani dengan Uni Eropa tidak berjalan mulus.
“Yunani menolak untuk memenuhi ketentuan yang diajukan demi perpanjangan penyaluran bantuan likuiditas. Yunani harus mendapatkan likuiditas tambahan sebelum akhir Maret untuk memenuhi segala kewajibannya,” kata Rangga.
Sementara itu dari dalam negeri, ujarnya, pasa menunggu besaran BI Rate yang diumumkan Bank Indonesia hari ini.
Kemarin, tambahnya, rupiah berhasil menguat setelah naiknya surplus neraca perdagangan bertemu dengan lemahnya dolar.
Rupiah mengalami penguatan paling tajam hingga kemarin sore dibanding mata uang lain di Asia. Yield SUN10 tahun juga turun, walaupun hanya tipis hingga kemarin sore.
Surplus neraca perdagangan Januari berhasil mencapai level tertinggi semenjak Februari 2014, setelah impor mampu turun lebih cepat daripada ekspor.