Bisnis.com, LONDON – Harga timah terkoreksi jatuh ke level terenda dua setengah tahun terakhir setelah pasar khawatir permintaan di Eropa akan berkurang seiring ketidakpastian ekonomi di Benua Biru tersebut.
Bart Melek, Kepala Riset Komoditas TD Securities, mengatakan hasil pertemuan antara Jerman dan Yunani yang masih tanda tanya membuat pasar khawatir hal itu mempengaruhi perekonomian China. Bila perekonomian China kembali memburuk, maka pasar logam industri juga dalam bahaya.
“Jika, selanjutnya hasil dari polemik Yunani, maka itu menjadi masalah baru. Pasalnya, ekspor China ke Eropa pun terancam terganggu karena perekonomian yang tidak pasti,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Kamis (12/2/2015).
Goldman Sachs Group Inc. melaporkan pelemahan permintaan dari China menandakan Negeri Tirai Bambu itu terancam deflasi dan kondisi itu bisa menekan harga komoditas logam industri. Pasalnya prospek investasi manufaktur dan properti di China saat ini berisiko cukup tinggi.
Pada perdagangan kemarin sampai pukul 18:30 WIB, harga timah tiga bulan turun 3% menjadi US$17.650 per metrik ton.