Bisnis.com, SINGAPURA – Harga emas dibuka hari ini dengan penguatan di tengah dolar AS yang kian perkasa.
Pertemuan antara Yunani dengan negara kreditur yang menemui jalan buntu menjadi katalis positif harga logam mulia di tengah tekanan dolar AS.
Australia and New Zealand Banking Group Ltd., melaporkan hasil pertemuan yang berjalan buntu ini membuat pasar emas tetap menantikan kelanjutan dari polemik program bail out Yunani tersebut.
“Yunani tetap menjadi fokus pasar emas, isu kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sedikit teredam,” tulisnya seperti dilansir Bloomberg pada Kamis (12/2/2015).
Dalam pertemuan kemarin, Ketua Eurogroup Jeroen Dijsselbloem mengatakan kedua pihak belum menemui titik temu untuk mendapatkan kesimpulan. Jadi, belum ada langkah-langkah yang bisa dilakukan selanjutnya.
Sementara itu, seorang pejabat Yunani menuturkan tidak ada kesepakatan yang dihasilkan kemarin dan pemerintah Yunani tidak akan menerima perpanjangan program bail out dengan persyaratan saat ini.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga emas Gold Spot jatuh 1,21% menjadi US$1.218 per troy ounce setelah dolar AS menguat karena ketidakpastian di zona euro tersebut.
Tapi, di sisi lain, ketidakpastian zona euro berpotensi meningkatkan resiko perekonomian di zona itu sehingga permintaan emas untuk lindung nilai berpotensi meningkat juga.
Hal itu tergambarkan pada perdagangan hari ini sampai pukul 10:00 WIB, harga emas Gold Spot naik 0,22% menjadi US$1.221 per troy ounce atau Rp498.607 per gram. Padahal, pada perdagangan hari ini dolar AS juga menguat terhadap sebagian besar mata uang.
Adapun, harga emas Antam pada perdagangan hari ini turun 0,54% menjadi Rp543.000 per gram.