Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Indeks dan ETF Raih Return di atas IHSG

Kinerja imbal hasil reksa dana indeks dan reksa dana yang diperdagangkan di bursa pada pembuka awal tahun ini cukup cemerlang.nn
Bursa Efek Indonesia/Antara
Bursa Efek Indonesia/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja imbal hasil reksa dana indeks dan reksa dana yang diperdagangkan di bursa pada pembuka awal tahun ini cukup cemerlang.

Hampir semua produk mencatatkan imbal hasil positif, melebihi pertumbuhan indeks harga saham gabungan.

Data PT Infovesta Utama sepanjang Januari 2015 (per 23 Januari) menunjukkan, imbal hasil (return) reksa dana indeks dan reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa (exchange traded fund /ETF) memberikan return di atas pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG). Adapun, pertumbuhan IHSG tercatat sekitar 1,85%.

Bila diperinci, untuk reksa dana indeks, seperti Batavia LQ45 Plus mencatat return 3,03%, return Kresna Indeks 45 tercatat 2,93%, PG Indeks Bisnis-27 berhasil mencatat return 2,16%, dan PG Indeks RHB OSK LQ45 Tracker 2,94%.

Kemudian, untuk Reksa Dana Indeks CIMB Principal Index IDX30 mencatat imbal hasil 3,04% dan Reksa Dana Indeks IDX30 sekitar 3,07%.

Meskipun berhasil outperform dari IHSG, dari ketujuh reksa dana indeks tersebut, hanya dua produk yang berhasil outperform dari indeks acuannya.

Kedua produk tersebut a.l Reksa Dana Indeks CIMB Principal Index IDX30 dan Reksa Dana Indeks IDX30, dengan indeks acuan (benchmark) Index IDX30 yang tumbuh 2,93%,

Sebagian besar produk reksa dana indeks underperform dari indeks acuannya, bukan berarti kinerja kelima produk reksa dana tersebut buruk. Gambaran saja, dalam prospektus reksa dana indeks, rerata penetapan tracking error dipatok -2% hingga 2% dalam mengekor kinerja indeks acuannya.

Proporsi itu menjadi komitmen manajer investasi dalam mengelola performa portofolionya tidak meleset jauh dari pergerakan benchmark.

Sama halnya dengan reksa dana indeks, sebagian besar imbal hasil reksa dana ETF outperform dari pertumbuhan IHSG. Dari delapan produk ETF yang ada, sebanyak enam produk mencatatkan kinerja di atas pertumbuhan IHSG, sedangkan dua produk yakni Premier ETF Indonesia Finansial dan Premier ETF SMINFRA18 berada di bawah pertumbuhan IHSG. Bahkan, untuk Premier ETF SMINFRA18 mencatatkan return negatif 2,42%.

Adapun, kinerja reksa dana ETF tersebut masih berada di bawah benchmark-nya masing-masing. Analis PT Infovesta Utama Yosua Zisokhi mengatakan pada awal Januari, performa IHSG flat dan cenderung menurun. Namun, beberapa hari terakhir hingga tanggal 23 Januari 2015, IHSG naik cukup tinggi didorong oleh sentimen dari benua Eropa.

Kepastian adanya program stimulus baru oleh Bank Sentral Eropa membuat optimisme para pelaku pasar kembali meningkat sehingga IHSG dapat terangkat.

Untuk kinerja Premier ETF SMINFRA18, Yosua mengatakan indeks saham sektor infrastruktur mengalami pelemahan sebesar -1,41% pada periode yang sama.

“Hal tersebut yang menyebabkan Premier ETF SMINFRA18 tumbuh negatif, sebab aset dasarnya berada di sektor infrastruktur,” kata Yosua kepada Bisnis, Senin (26/1).

Budi Frensidy, pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia mengatakan pada akhir tahun lalu, saham-saham infrastruktur tumbuh melesat sehingga sudah mengalami over reaksi.

“Investor sudah melakukan profit taking sekarang, kenaikan sudah tinggi di 2014, kalau naik berlebihhan, dia akan kembali nantinya,” kata Budi kepada Bisnis, Senin (26/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper