Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah turun ke titik terendah dalam 5,5 tahun pada hari ini, Sabtu (3/1/2015) di tengah pasokan yang meningkat dari Rusia dan Irak dan tanda-tanda pelemahan manufaktur di Eropa dan China.
Futures ditutup kerugian mingguan keenam di New York dan London. Produksi minyak di Rusia dan Irak melonjak ke tingkat tertinggi dalam beberapa dekade pada Desember, menurut data dari pemerintah kedua negara.
Euro-pertumbuhan manufaktur lebih rendah dari yang diperkirakan pada Desember. Manufaktur juga melemah di China, sebagai konsumen minyak terbesar kedua di dunia, jatuh ke level terendah dalam 18 bulan, data pemerintah menunjukkan kemarin.
Harga merosot 46% di New York pada tahun 2014, penurunan tertajam dalam enam tahun dan kedua terburuk sejak perdagangan dimulai pada 1983.
OPEC memompa di atas kuota untuk bulan ketujuh pada Desember, bahkan ketika produksi AS diperluas ke level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
"Kami melihat kurang lebih sama," John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, hedge fund berbasis di New York yang berfokus pada energi, melalui telepon.
"Data China dan PMI Eropa sinyal melemahnya permintaan, sementara ada yang terus meningkat pasokan. Tidak ada yang memotong kembali pada output dan sekarang Rusia memiliki produksi yang tinggi."
Pada Jumat (2/1) waktu AS atau Sabtu (3/1/2015), West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari turun 58 sen, atau 1,1% ke US$52,69 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 30 April 2009.
Brent untuk pengiriman Februari turun 91 sen atau 1,6% menjadi ditutup pada US$56,42 per barel di ICE Futures yang berbasis di London Eropa. Ini adalah penutupan terendah sejak 30 April 2009.