Bisnis.com, JAKARTA--Untuk membangun proyek tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi (MKTT) di Sumatra Utara, perusahaan konsorsium yang dibentuk oleh empat kontraktor pelat merah, mengincar pinjaman perbankan sebesar Rp4,2 triliun.
Direktur Keuangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Reynaldi Hermansjah mengatakan kebutuhan dana pembangunan ruas tol tersebut mencapai Rp6 triliun dengan porsi perseroan mencapai Rp4 triliun.
"Segera setelah badan hukum joint venture tersebut terbentuk, kami baru mulai akan mencari kreditor perbankan," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (26/11/2014).
Emiten berkode saham JSMR tersebut mengumumkan telah mendirikan usaha patungan khusus bagi pembangunan proyek ruas tol MKTT yakni PT Jasa Marga Kualanamu Tol bersama tiga BUMN lain. JSMR menyertakan modal Rp44 miliar atau 44.000 lembar dengan porsi 55% dari total saham.
Kepemilikan saham di proyek tersebut oleh tiga BUMN lain masing-masing 15% yakni PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk., dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
Konsorsium BUMN tersebut telah ditetapkan Menteri PU sebagai pemenang tender investasi Jalan Tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi melalui Surat Nomor KU.03.01.Mn/476, tanggal 4 September 2014.
Jalan tol ini direncanakan memiliki panjang 61,8 kilometer yang akan dibagi dalam dua seksi yakni Seksi I sepanjang 17,80 Km yang meliputi Medan - Perbarakan - Kuala Namu dan Seksi II dengan panjang 44 Km yang akan menghubungkan Perbarakan - Bukit Tinggi.
Jasa Marga membangun sekitar 43 Km dari total proyek. Diperkirakan total investasi mencapai Rp6 triliun, dengan dana JSMR mencapai Rp4 triliun yang berasal dari kas internal sebanyak 30% dan pinjaman perbankan 70%.
Diperkirakan pengerjaan proyek tersebut akan berlangsung selama 2 tahun dengan empat ruas. Jasa Marga akan meraih konsesi selama 40 tahun. Diperkirakan potensi pengguna jalur bebas hambatan di ruas tersebut mencapai 18.000-20.000 kendaraan/hari.
Dari total ekuitas perusahaan patungan sebesar Rp1,2 triliun, secara bertahap masing-masing kontraktor BUMN akan menambah modal seiring dengan progres konstruksi. Saat ini, progres pembangunan telah dilakukan oleh pemerintah.
Direktur Keuangan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Tumiyana mengatakan pada proyek MKTT, perseroan memiliki porsi saham sebesar 15%. Tahun depan, PTPP menganggarkan belanja modal Rp100 miliar untuk proyek konstruksi di Sumatra termasuk tol MKTT.
"Sementara kami anggarkan Rp100 miliar, nanti akan ditambahkan pada tahun-tahun berikutnya," katanya secara terpisah.
Dia memastikan tidak akan menyerap saham milik Hutama Karya yang diminta untuk melepas kepemilikan karena telah ditunjuk sebagai lead dalam proyek Tol Trans Sumatra oleh presiden. PTPP menyerahkan kepada JSMR sebagai lead untuk menyerap saham Hutama Karya.
Ari Widiantoro, Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, mengungkapkan perseroan akan melepas kepemilikan 15% saham dalam konsorsium pembangunan proyek ruas tol di Sumatra Utara tersebut.
"Akan dibicarakan dengan konsorsium BUMN tersebut. Nanti sesuai aturan lelang investasi, 3 BUMN itu yang bisa menyerap saham Hutama Karya," ungkapnya belum lama ini.