Bisnis.com, JAKARTA – Euforia pasar pasca penaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi diperkirakan hanya berlangsung sementara.
David Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan pada perdagangan hari ini, pasar diprediksi bereaksi positif setelah pemerintah tadi malam memutuskan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000/liter.
“Namun reaksi positif ini diperkirakan berlangsung sementara dan pasar akan kembali fokus pada dampak jangka pendek akibat kenaikan BBM,” ujarnya melalui riset yang diterima Bisnis, Selasa (18/11/2014).
Dia merinci dampak tersebut seperti inflasi hingga akhir tahun yang diperkirakan akan melonjak sekitar 2,4% hingga mencapai 7,2% akhir tahun. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini akan berada di bawah 5%.
Selain dampak terhadap ekonomi, tambahnya, pasar juga akan melihat resiko sosial dan politik yang muncul pasca kenaikan tersebut.
Namun di sisi lain kenaikan harga BBM akan membuat APBN lebih sehat dan defisit transaksi berjalan bisa mengecil yang akan berkorelasi positif terhadap penguatan rupiah.
“Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 5.030 dan resisten di 5.110 cenderung menguat,” kata David.