Bisnis.com, JAKARTA – Berhasil tekan rugi selisih kurs, laba bersih PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. meningkat 38%.
Emiten sewa menara berkode saham TBIG itu mendulang laba bersih pada sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp1,14 triliun, naik 38% dari periode sama tahun lalu (year-on-year/ yoy). Peningkatan laba bersih ini disebabkan oleh merosotnya rugi selisih kurs sebesar 88,15% yoy menjadi Rp92,26 miliar per September 2014.
Peningkatan beban keuangan-bunga sebesar 43,47% yoy dan beban keuangan-lainnya sebesar 93,58% yoy membebani bottom line TBIG. Tapi, cadangan lindung nilai arus kas yang positif per September 2014 sebesar Rp38,89 miliar mampu menyokong pertumbuhan laba bersih. Bandingkan dengan cadangan lindung nilai arus kas per September 2013 yang negatif Rp274,81 milar.
Sementara, pendapatan TBIG selama sembilan bulan pertama tahun ini naik 23,98% yoy menjadi Rp2,43 triliun. PT Telekomunikasi Selular berkontribusi paling besar, yakni 35,52% terhadap total pendapatan. Indosat menyumbang 22,53% pendapatan dan PT XL Axiata Tbk. menyumbang 14,05%.
EBITDA sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp2,43 triliun, naik 21,72% yoy.
“Kami telah menyelesaikan 1.774 site telekomunikasi build-to-suit baru selama sembilan bulan tahun ini. Pertumbuhannya hampir setara dengan pertumbuhan site yang dicapai pada 2013. Kuartal ini, kami menandatangani perjanjian penukaran saham dengan Telkom atas saham di PT Dayamitra Telekomunikasi yang akan mempererat hubungan kami dengan Telkom”, kata Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG, dalam keterbukaan informasi, Senin, (10/11/2014).
Per 30 September 2014, TBIG memiliki 18.802 penyewaan dan 11.686 site telekomunikasi. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 17.739, maka rasio kolokasi perseroan menjadi 1,67.