Bisnis.com, JAKARTA -- Saham dengan kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi diperkirakan masih menjadi pilihan utama investor asing ketika memasuki pasar ekuitas Indonesia pada akhir 2014.
Hasil riset dari Henan Putihrai (HP) Analytics yang diterima Bisnis pada Senin (10/11/2014), merinci sejumlah sektor yang diprediksi rentan terhadap perubahan aliran dana asing, dan yang memiliki daya tahan cukup baik.
Berikut rekomendasi dari HP Analytics tersebut:
- Sektor Keuangan
Tiga dominator utama industri juga tercatat sebagai saham-saham pilihan utama investor asing baik ketika memasuki memasuki maupun keluar dari pasar ekuitas Indonesia.
Tercatat BMRI, BBRI dan BBCA masuk dalam kategori bank dengan kapitalisasi terbesar dan tingkat likuiditas yang tinggi, porsi ketiga emiten tersebut hampir menyentuh angka 65% dari industri secara keseluruhan.
“Signifikannya dampak yang dihasilkan oleh pergerakan ketiga saham tersebut membuat sektor keuangan menjadi salah satu sektor yang cukup rentan terhadap perubahan aliran dana investor asing,” tulis riset tersebut.
2. Sektor Infrastruktur
Industri infrastruktur juga menjadi salah satu sektor yang cukup fragile terhadap perubahan aliran dana asing. Sebagai salah satu sektor yang diyakini sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia, sektor infrastruktur direpresentasikan oleh TLKM dan PGAS sebagai saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan tingkat likuiditas tinggi.
Kedua emiten tersebut memiliki porsi hingga 60% terhadap industri infrastruktur secara keseluruhan. Multiplier effects yang dihasilkan oleh industri ini terhadap industri-industri lain turut menjadi pertimbangan utama investor asing dalam memilih saham-saham pada sektor ini.
3. Sektor Aneka Industri
Merupakan industri yang rentan terhadap pergerakan aliran dana asing. Hal ini dikarenakan posisi ASII sebagai dominator dengan porsi hampir 80% dari total industri secara keseluruhan.
Posisi ASII sebagai salah satu big caps dengan tingkat likuiditas tinggi tentunya tentunya menjadi menjadi pilihan utama investor asing ketika memasuki memasuki ekuitas Indonesia, tetapi juga menjadi yang pertama ditinggalkan ketika mereka memutuskan untuk keluar.
4. Sektor Barang Konsumsi
Sektor barang konsumsi menunjukan daya tahan cukup baik terhadap perubahan aliran dana investasi asing. Ketika tahun 2013 diwarnai oleh aksi jual investor asing, beberapa sektor hanya mencatatkan pertumbuhan single digit di bawah 5%, bahkan negatif.
Sebaliknya, sektor barang konsumsi berhasil mencatat pertumbuhan double digit hingga 13,8% dalam periode yang sama.
“Ditopang oleh solidnya tingkat konsumsi masyarakat, dan posisi sektor sebagai price maker, memungkinkan adanya fleksibilitas dalam penyesuaian harga jual produk ketika merespon berbagai perubahan pada dinamika ekonomi Indonesia,” jelas riset HP Analytics itu.