Bisnis.com, JAKARTA – Meski aksi jual asing terus menurun selama empat hari perdagangan ini, kondisi tersebut diprediksi hanya bersifat sementara.
Kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,82% menjadi 4.962,94. Nilai perdagangan cukup besar, yakni Rp6,22 triliun dengan volume 4,34 miliar. Asing menorehkan net sell Rp182,5 miliar, terendah sejak Jumat, (10/10/2014).
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jual bersih asing pada Jumat, (10/10/2014), sebesar Rp620,29 miliar. Senin, (13/10/2014), net sell asing tercatat Rp595,2 miliar. Keesokan harinya turun menjadi Rp489,97 miliar.
Analis Sinarmas Sekuritas Jeff Tan menilai penurunan net sell asing selama empat hari belakangan ini disebabkan ada optimisme baru dari investor setelah market oversold selama beberapa hari ini. Oversold dikarenakan investor khawatir terhadap ancaman deflasi yang dipicu penguatan dollar AS melalui proses deleveraging akibat terbitnya indikasi perlambatan ekonomi global.
"Support market terjadi setelah adanya bukti nyata bahwa bank sentral Tiongkok melakukan stimulus moneter kemarin," kata Jeff kepada Bisnis, Rabu, (15/10/2014).
Sentimen positif juga datang dari ekspektasi pasar terhadap stimulus baru dari Eropa dan negara-negara maju lainnya.Menurut Jeff, secara jangka menengah, Indonesia justru diuntungkan bila ekonomi global melambat. Sebab, ke depan negara-negara maju dipaksa untuk melakukan stimulus moneter.
"Dengan demikian, low rate environment masih terus berlanjut," ucap Jeff.
Dia tidak bisa memprediksi apakah net sell asing masih melanjutkan tren penurunan dalam beberapa hari mendatang. Menurut Jeff, pasar akan sadar bahwa proses deleveraging hanya temporer. Pasar pun bakal terus mencari peluang investasi di pasar negara berkembang yang konsumsinya domestiknya terus meningkat. Sebut saja, Indonesia dan India.
“Gross domestic product cuma 30% tergantung dari ekspor, selebihnya konsumsi domestik. Jadi, penurunan harga komoditas efeknya tidak akan sebesar yang diperkirakan,” tutur Jeff.
Selaras, analis MNC Securities Reza Nugraha memprediksi penurunan net sell asing tidak akan bertahan lama. Net sell asing diperkirakan masih di kisaran Rp200 miliar hingga Rp500 miliar. Penahan laju penurunan IHSG diprediksi Reza tetap didominasi investor domestik, terutama dana pensiun.
Penguatan IHSG kemarin utamanya disebabkan geliat technical rebound yang sudah terjadi sejak pekan lalu Juga didorong aksi investor yang mengakumulasi transaksi di tengah penantian keluarnya laporan keuangan emiten.
“Wacana pelantikan presiden dan wakil presiden hanya euforia sementara waktu. Dengan faktor tersebut, ditambah penantian keluarnya laporan keuangan, tekanan IHSG untuk turun masih ada,” kata Reza.
Kalau pun terjadi aksi jual saham oleh investor, prediksinya, disebabkan kekhawatiran investor terhadap pelambatan ekonomi di Jepang dan China dan menanti kebijakan stimulus dari Eropa.
“Buat pasar negara berkembang, kondisi penantian kebijakan stimulus di negara-negara maju itu jadi faktor pendukung investor masuk ke bursa Asia. Untuk saat ini, investor cenderung lepas sahamnya dulu dan wait and see terhadap perkembangan Eropa,” ucap Reza.