Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengakui penurunan perolehan laba bersih pada paruh pertama tahun ini diakibatkan oleh penurunan pendapatan ventura bersama konstruksi sebesar Rp43 milar.
Supardi, Direktur Adhi Karya mengatakan penurunan laba bersih juga disebabkan karena peningkatan beban pokok pendapatan dan penurunan pendapatan usaha sebesar Rp42 miliar.
"Juga kenaikan beban usaha sebesar Rp28 miliar," seperti dikutip dari keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Senin (22/9/2014).
Dia menjelaskan penurunan pendapatan ventura bersama konstruksi dikarenakan telah selesainya proyek-proyek join operation. Pada tahun lalu, terututama proyek besar, Bandara Ngurah Rai Bali dengan laba Rp28 miliar dan join operation proyek bandara Sepinggan dengan laba Rp15 miliar.
Di sisi lain, meningkatnya beban usaha terkait beban pegawai akibat adanya penyesuaian pendapatan pegawai sebesar 36% untuk menyesuaikan pasar khususnya dengan insutri serupa.
Adapun terkait dengan beban umum, sambungnya, akibat adanya inflasi sehingga terdapat kenaikan beban umum lainnya a.l. telekomunikasi dan transportasi bagi keperluan dinas. Tidak tertinggal biaya konsultan dalam rangka pengembangan usaha ADHI.
Perseroan juga mencatat, penurunan laba bersih ADHI juga akibat merosotnya pedapatan EPC dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pasalnya, saat ini ADHI tengah melakukan konsolidasi dan penataan untuk bisnis EPC dalam rangka peningkatan kapabilitas.
"Fokus saat ini adalah menyelesaikan proyek-proyek on-going terlebih dahulu," paparnya.
Paruh pertama tahun ini, ADHI tercatat meraup laba bersih sebesar Rp60,54 miliar, turun 11,86% ketimbang periode semester I/2013 yang mencapai Rp68,69 miliar.
Perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan usaha sebesar Rp3,2 triliun dengan laba kotor sebesar Rp273,1 miliar.
Dari perolehan laba bersih ADHI tersebut, anak perusahaan ADHI masing-masing memberikan dukungan kontribusi laba bersih a.l PT Adhi Persada Properti (APP) sebesar Rp34,6 miliar, PT Adhi Persada Realti (APR) sebesar Rp21,5 miliar, dan PT Adhi Persada Gedung (APG) sebesar Rp21,8 miliar, serta PT Adhi Persada Beton (APB) sebesar Rp5,9 miliar.