Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyerap Rp15 triliun hasil lelang surat utang negara (SUN) atau 69,18% dari total penawaran dalam lelang yang masuk sekitar Rp21,68 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Selasa (19/8), jumlah penawaran dalam lelang kemarin lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penawaran dalam lelang pada 5 Agustus 2014. Jumlah penawaran pada periode tersebut sekitar Rpp17,94 triliun.
Adapun pada penawaran surat utang konvensional yang dilakukan pada lelang 8 Juli 2014 dan 22 Juli 2014, nilai penawaran mencapai Rp22,29 triliun dan Rp19,71 triliun.
Pada lelang kemarin, penawaran imbal hasil mengalami kenaikan dibandingkan dengan lelang sebelumnya. Seri FR0068 dengan tenor 20 tahun mencatat penawaran yield hingga 9,18% dengan jumlah penawaran Rp7,57 triliun.
Kemudian seri FR0071 dengan tenor 15 tahun mencatat penawaran yield 8,78% dengan jumlah penawaran Rp2,67 triliun, dan seri FR0070 dengan tenor 10 mencatat penawaran yield sekitar 8,4% dengan jumlah penawaran Rp5,62 triliun.
Meski demikian, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk ketiga seri ini adalah 9,01%, 8,69%, dan 8,29%. Adapun untuk seri SPN12150806, rerata imbal hasil tertimbang yang dimenangkan di level 6,93% dan seri SPN12150611 di posisi 6,79%.
Sementara, pada lelang 5 Agustus 2014 penawaran imbal hasil tertinggi untuk FR0070 adalah 8,37% dan FR0068 adalah 8,9%.
Jika dibandingkan dengan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Selasa (19/8), yield acuan surat utang bertenor 10 tahun berkisar 8,37%, obligasi bertenor 15 tahun sekitar 9,00%, surat utang dengan jangka waktu 20 tahun di kisaran 8,37%.
Analis PT AAA Asset Management Farash Farich mengatakan lebih tingginya jumlah penawaran lelang kemarin dibandingkan dengan dua penawaran sebelumnya disebabkan oleh mulai meningkatnya lagi imbal hasil SUN.
“Sepekan terakhir ini dari sisi yield sudah naik cukup banyak, jadi investor melihatnya ini sudah waktunya kembali untuk berinvestasi, itu yang paling utama,” kata Farash ketika dihubungi Bisnis, Selasa (19/8).