Bisnis.com, JAKARTA – Untuk pertama kalinya pada tahun ini, Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil menembus level 5.000.
Pada 16 Mei 2014, IHSG menguat 0,8% dan ditutup pada harga 5.031,57. Sektor infrastruktur (naik 2,7% DoD), sektor finansial (1,3%), dan sektor aneka industri (1,0%) adalah kontributor-kontributor utama.
Menurut tim riset KDB Daewoo Securities Indonesia, harga level 5.000 yang lama dianggap sebagai level resistance yang kuat, diperkirakan akan berubah menjadi level support yang baru.
“Mengingat fakta dimana harga didorong oleh saham yang sensisitf terhadap makro ekonomi, kami yakin investor bertaruh pada kekuatan lanjutan dari ekonomi Indonesia dan pendapatan perusahaan,” ujar risetnya, hari ini, Senin (19/5/2014).
Hal ini, sejalan dengan pandangan bullish sejak awal tahun dan prediksi pasar saham Indonesia dengan positif.
“Kami juga berpendapat bahwa ketidakpastian politik berkurang. Perkembangan terakhir dari politik Indonesia mengatakan bahwa Joko Widodo [Jokowi] dari PDI-P dan Prabowo Subianto dari Partai Gerindra akan menjadi dua kandidat yang berebut posisi Presiden Juli nanti,” katanya.
Kendati adanya ketidakpastian yang berkaitan dengan pencalonan pasangan Jokowi, riset menilai tidak akan menjadi faktor yang negatif.
Terkait hal ini, KDB Daewoo mempertahankan sentimen bullish pada pasar saham Indonesia dan merekomendasikan investor untuk mengakumulasi nama-nama saham bersiklus.
Beberapa sektor yang mendapatkan rekomendasikan adalah financial, properti (lebih kepada konstruksi daripada pengembang properti), infrastruktur/utilitas, baran-barang diskresioner, dan media.
Secara khusus, investor disarankan untuk menaruh perhatian kepada bank, terutama yang memiliki potensi tertinggi untuk memperlihatkan kinerja yang kuat di antara ketidakpastian politik dan pemulihan makro ekonomi.
“Di sektor perbankan, kami menyarankan investor untuk membeli Bank Rakyat Indonesia [BBRI] dan Bank Negara Indonesia [BBNI].”