Bisnis.com, JAKARTA- Trust Securities mengemukakan laju bursa saham Asia tercatat merah sepanjang pekan ini.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan rilis nonmanufacturing PMI China di akhir pekan sebelumnya, yang naik tipis dari sebelumnya, diikuti dengan rilis data HSBC manufacturing PMI nya yang juga naik tipis membuat laju bursa saham China bergerak variatif cenderung melemah.
“Pelaku pasar tidak terlalu antusias dengan rilis tersebut, karena masih dianggap mengalami kontraksi,” kata Reza dalam rsietnya.
Apalagi, ujarnya, dari Australia juga dirilis ddata ekonomi berupa AIG services index dan building permits yang juga tidak terlalu baik, sehingga tidak terlalu memberikan efek positif signifikan meski penurunan yang terjadi hanya tipis.
Masih adanya rilis beberapa emiten yang mencetak kinerja di atas estimasi, dapat mengimbanginya sehingga membuat laju bursa saham Asia tidak terlalu turun tajam di awal pekan.
Rilis penurunan neraca perdagangan Australia seiring dengan pelemahan ekspornya, tidak membuat ASX melemah karena dibarengi dengan tetapnya suku bunga RBA rate di 2,5%.
Dari sisi volume dan nilai, ada penurunan. Mengingat bursa saham Hong Kong (HSI), Jepang (Nikkei dan Topix), serta Korsel (Kospi) sedang libur.
Di sisi lain, pelemahan dolar AS ternyata tidak memberikan sentimen positif bagi laju bursa saham Asia yang diimbangi dengan melonjaknya yen sehingga membuat Nikkei anjlok.
Anjloknya Nikkei menular pada laju bursa saham Asia lainnya ,kecuali beberapa yang terlihat menghijau antara lain IHSG, NZX, LSX.
Selain itu, rendahnya retail sales dan AIG construction index Australia yang diikuti penurunan HSBC Services PMI China turut menambah derita bursa saham Asia.
Menjelang akhir pekan, laju bursa saham Asia mampu berbalik menguat seiring dengan kenaikan di atas estimasi sebelumnya dari neraca perdagangan China
Bursa saham Eropa variatif cenderung di zona merah sepanjang pekan kemarin. Berbeda dengan laju bursa saham Asia yang masih dapat menguat tipis pada beberapa indeks sahamnya..