Bisnis.com, JAKARTA - Setelah sempat tertunda dari rencana semula akhir tahun lalu, PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo memastikan akan melakukan pencatatan (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Mei 2014 mendatang.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dwi Aneka Henri Victor Parengkuan mengatakan perseroan akan melakukan paparan publik dan due diligence meeting (DDM) pada Senin (14/4/2014) sebagai langkah awal penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) produsen kemasan kardus itu.
“Kami targetkan listing bisa dilakukan pada 8 Mei,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (13/4/2014).
Untuk merealisasikan rencana tersebut, perseroan akhirnya mengganti laporan keuangan dari sebelumnya menggunakan buku Juni 2013 menjadi Oktober 2013 sebagai dasar valuasi saham perseroan.
Selain itu, ujar Henri, perusahaan yang bergerak di bidang industri kemasan, percetakan offset, dan karton gelombang itu juga mengganti penjamin emisi (underwriter) dari semula PT NISP Sekuritas menjadi PT Valbury Securities dan PT Sucorinvest Central Gani.
“Sempat tidak ada kecocokan, sehingga NISP Sekuritas mengundurkan diri,” ujarnya.
Kendati demikian, dia enggan mengungkapkan secara detail mengenai jumlah saham yang akan dilepas dan target dana yang akan dihimpun dari aksi korporasi itu.
“Datang aja Senin, kami akan jelaskan secara rinci [mengenai jumlah saham dan dana yang akan dihimpun] di sana nanti,” tuturnya mengelak pertanyaan yang diajukan Bisnis.
Sebelumnya, perusahaan yang berbasis di Tangerang, Banten itu sempat melakukan penawaran awal (bookbuilding) pada 19 November—5 Desember 2013 lalu. Harga IPO Dwi Aneka sudah terbentuk di kisaran Rp425—Rp550 per saham.
Dalam prospektus yang diterbitkan perseroan akhir tahun lalu, Dwi Aneka akan melepas sebanyak 642,8 juta saham atau 30% dari modal yang disetor perseroan dengan target raupan dana Rp273—Rp353 miliar.
Sekitar 60% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, sedangkan sisanya 40% akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka peningkatan kapasitas produksi.
Dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk membiayai belanja modal yang dialokasikan perseroan sebesar Rp450 miliar untuk rencana bisnis 2014.
Sejumlah rencana ekspansi yang telah direncanakan perseroan, seperti membeli lebih banyak mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi.