Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun setelah data produksi perindustrian AS naik lebih dari yang diperkirakan, sehingga membatasi permintaan emas yang selama ini alternatif investasi alternatif.
Indeks Standard & Poor’s 500 naik 1% setelah data Federal Reserve menunjukkan produksi manufaktur Februari naik untuk yang tertinggi sejak Agustus 2013.
Sebelumnya, harga emas melonjak setelah referendum yang membuat Krimea bergabung dengan Rusia sehingga meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
"Penguatan data AS mengambil beberapa kemilau emas, dan pertemuan Fed kembali dalam fokus," David Meger, direktur perdagangan logam di Vision Financial Markets di Chicago.
"Setiap tanda-tanda kerusuhan atau kekerasan di Krimea dan sanksi ekonomi terhadap Rusia akan membawa orang kembali ke emas."
Emas berjangka untuk pengiriman April turun 0,4% untuk menetap di US$1.372,90 per ounce pada pukul 01.42 di Comex di New York atau pukul 00.42 WIB (18/3/2014). Logam mulia sebelumnya naik ke US$1.392,60, tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 9 September.
Menteri Luar Negeri Uni Eropa telah sepakat untuk membekukan aset dan memberlakukan larangan bepergian visa terhadap 21 orang Rusia dan Krimea.
Sekitar 97% pemilih di Krimea memilih untuk meninggalkan Ukraina dan menjadi bagian dari Rusia dalam referendum yang dianggap ilegal oleh AS dan Uni Eropa.