Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Melonjak Dipicu Data Tenaga Kerja AS dan Krisis Ukraina

Harga minyak dunia melonjak lebih tinggi pada perdagangan Sabtu (8/3/2014), didorong oleh angka pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan dan ketegangan atas krisis Ukraina.

Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak dunia melonjak lebih tinggi pada perdagangan Sabtu (8/3/2014), didorong oleh angka pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan dan ketegangan atas krisis Ukraina.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik US$1,02 per barel, menjadi ditutup pada US$102,58 per barel di New York Mercantile.

Di perdagangan London, harga minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April menetap di US$109,00 per barel, naik US$90 sen dari penutupan Kamis.

WTI, sudah diperdagangkan lebih tinggi, memperpanjang keuntungannya setelah laporan pekerjaan AS melampaui harapan di mana sebagian besar telah terjebak oleh serangkaian data lemah terkait dengan cuaca musim dingin yang buruk.

Ekonomi AS menambah 175.000 pekerjaan pada Februari, Departemen Tenaga Kerja mengatakan, dan merevisi naik pertumbuhan pekerjaan dua bulan sebelum sebesar 25.000.

"Orang-orang tidak memperkirakan begitu banyak pekerjaan yang akan ditambahkan karena semua data lemah diberitakan akhir-akhir ini," kata Michael Lynch dari Michael Lynch of Strategic Energy and Economic Research.

"Ada beberapa kekhawatiran bahwa ekonomi akan memasuki perlambatan. Dengan pekerjaan baru ditambahkan, tampaknya mungkin prospek akan lebih cerah untuk kuartal kedua." Sebuah laporan pekerjaan AS yang positif meningkatkan harapan permintaan kuat di Amerika Serikat.

Sementara itu, ketidakpastian geopolitik dari krisis Ukraina, juga membantu mendukung harga minyak.

"Siapa yang ingin menjadi tekor selama akhir pekan dengan Ukraina di tepi jurang?" kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat sangat marah pada dukungan Moskow untuk referendum di Krimea yang meminta wilayah itu berpisah dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.

"Komplikasi yang timbul dari Eropa Timur (yang) cenderung memberikan dukungan baik untuk minyak mentah karena kekhawatiran atas gangguan," kata analis Tan Chee Tat di Phillip Futures di Singapura. (Antara/AFP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Nurbaiti
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper