Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inalum Gandeng Antam Bangun Refinery Alumina

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menggandeng PT Aneka Tambang untuk membangun refinery alumina di Menpawah Kalimantan Barat dengan kapasitas produksi 1,2 juta ton alumina per tahun.
/Setkab
/Setkab

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menggandeng PT Aneka Tambang untuk membangun refinery alumina di Menpawah Kalimantan Barat dengan kapasitas produksi 1,2 juta ton alumina per tahun.

Direktur Utama Inalum Sahala Sijabat mengatakan pihaknya menggandeng Antam untuk membangun refinery alumina yang diproses dengan metallurgical alumina, atau lebih dikenal dengan smelter grade alumina (SGA).

Dia mengatakan refinery alumina itu masih dalam proses studi kelayakan dan ditargetkan mulai komisioning pada 2017. Hanya saja, dia enggan membeberkan berapa investasi Inalum pada proyek itu.

“Mekanisme, Antam yang bangun dan kami yang akan mendanai,” ujarnya Kamis (6/3/2014).

Dia mengaku memang selama ini mendapat pasokan alumina dari Australia. Pasalnya, belum ada pasokan dari dalam negeri yang menghasilkan alumina. Untuk itu, jelasnya, pihaknya akan mengamankan pasokan alumina melalui proyek bersama Antam.

Namun, jelasnya, dia tak menutup kemungkinan akan bekerja sama juga dengan Rusia Aluminium yang juga tengah melakukan studi kelayakan untuk pembangunan pabrik refinery alumina di Kalimantan Barat.

Menurutnya, asalkan spesifikasi alumina yang dihasilkan Rusal cocok dengan spesifikasi pabrik smelter aluminium mereka, maka bisa jadi ke depan pihaknya juga akan beli pasokan alumina dari perusahaan asal Rusia tersebut.

Seperti diketahui, perusahaan raksasa aluminium asal Negeri Beruang, Rusal tengah melakukan studi kelayakan untuk membangun pabrik refinery alumina berkapasitas 1,2 juta ton alumina per tahun.

First Deputy CEO Rusal Bidang Investasi dan Pengembangan Maxim Sokov pernah mengumbar janji pihaknya siap untuk memenuhi pasar alumina dalam negeri yang selama ini kebutuhan terbesar berasal dari Inalum.

Namun, pihaknya juga berencana akan mengirim pasokan alumina yang dihasilkan untuk pabrik smelter aluminium mereka di Siberia dan juga melirik pasar smelter aluminium di China.

Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan Inalum akan memperbesar kapasitas mesin dan memperluas pabriknya sehingga membutuhkan modal yang besar. Hanya saja, perkara berapa besaran kasarnya tengah dihitung melalui visibility study.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper