Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Kembali Menguat Akibat Cuaca Dingin di AS

Harga minyak dunia pada perdagangan Kamis (27/2/2014) menguat terdorong oleh meningkatnya laporan persediaan dan cuaca yang sangat dingin kembali melanda AS.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, NEW York - Harga minyak dunia pada perdagangan Kamis (27/2/2014) menguat terdorong oleh meningkatnya laporan persediaan dan cuaca yang sangat dingin kembali melanda AS.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik US$76 sen selama sesi perdagangan, menjadi ditutup pada US$102,59 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April naik tipis satu sen menjadi menetap di US$109,52 di perdagangan London.

Laporan stok bahan bakar mingguan Departemen Energi AS (DoE) mengangkat harga minyak mentah New York di perdagangan pagi, dengan rincian yang menunjuk ke peningkatan potensial dalam permintaan di konsumen minyak mentah terbesar dunia itu.

Pasokan minyak mentah komersial hanya naik 100.000 barel pada pekan lalu, seperdelapan dari perkiraan para analis.

Persediaan di Cushing, Oklahoma, depot yang berfungsi sebagai referensi untuk WTI, turun 1,1 juta barel, mendukung harga minyak, kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Pembukaan bagian selatan saluran pipa Keystone XL, yang membawa minyak dari Cushing ke kilang Gulf Coast di Texas, telah mengurangi penumpukan WTI di pusat minyak mentah tersebut.

"Kilang-kilang beroperasi lebih tinggi, menjaga persediaan AS di bawah kendali," kata Lipow.

Perbedaan antara harga WTI dan Brent telah menyempit sejak Senin ke tingkat yang tidak terlihat selama berbulan-bulan. Pada Rabu penutupan Brent Rabu, perbedaan harga berada di US$6,93 per barel, merupakan selisih terendah sejak Oktober.

DoE juga melaporkan stok destilat, yang termasuk minyak pemanas, sedikit lebih tinggi pada pekan lalu, dengan 300.000 barel. Meskipun peningkatan ini mengakhiri penurunan enam minggu berturut-turut, tingkat itu tetap 9,0 persen lebih rendah dari setahun lalu karena sebagian besar negara telah terpukul oleh musim dingin yang parah.

Lipow memprediksi pasar distilat akan terus didukung oleh cuaca dingin "yang diperkirakan akan terus berlanjut selama 10 hari ke depan." Kerusuhan politik di penghasil minyak Venezuela, serta di Libya dan Sudan Selatan, masih mendukung pasar, kata para analis.

"Pasar khawatir tentang gangguan pasokan di Venezuela," kata Lipow. (Antara/AFP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Nurbaiti
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper