Bisnis.com, SINGAPURA - Saham Asia menguat, dengan indeks patokan regional yang siap maju untuk kedelapan kalinya dalam 9 hari, setelah kredit baru China meningkat ke rekor pada Januari, menambah optimisme ekonomi terbesar kedua di dunia itu dapat mempertahankan momentum pertumbuhannya.
Saham China Life Insurance Co (2628) , perusahaan nasional terbesar di sektor ini, melonjak 7,2% setelah UBS AG dan Credit Suisse Group AG menaikkan peringkat mereka. Newcrest Mining Ltd, produsen emas terbesar Australia, naik 3,6% karena harga emas naik ke level tertinggi 3 bulan.
Rakuten Inc, pengecer Internet yang dikendalikan oleh miliarder Hiroshi Mikitani, turun 9,5% di Tokyo, setelah mengumumkan rencana membeli Viber, perusahaan jasa layanan telpon dan pesan singkat sebesar US$900 juta.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,9% menjadi 136,50 pada pukul 3:08 di Tokyo, dengan lebih dari dua saham naik untuk setiap saham yang jatuh. Indeks tersebut naik 1,6% pekan lalu karena data perdagangan dari China mengalahkan estimasi dan pidoato resmi pertama Janet Yellen sebagai kepala Federal Reserve mendukung optimisme tentang ekonomi AS.
"Ada optimisme di pasar," kata Desmond Chua, analis pada CMC Markets di Singapura, melalui telepon. "Rekor pertumbuhan kredit di China mengimbangi kekhawatiran baru-baru ini terhadap ekonomi yang melambat. Investor berharap pada stimulus moneter tambahan di Jepang seiring dengan pemerintah yang mencoba untuk melawan efek negatif dari pajak konsumsi yang lebih tinggi pada April.”
Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,3%. Indeks Australia S&P/ASX 200 naik 0,5%. Indeks Taiex Taiwan dan NZX 50 Index Selandia Baru keduanya naik 0,1%. Indeks Straits Times Singapura naik 0,9%. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1%, sedangkan China Shanghai Composite Index naik 0,6%.
Pembiayaan agregat China, ukuran terluas dari kredit dalam perekonomian terbesar kedua di dunia, adalah 2,58 triliun yuan (US$425 miliar) bulan lalu, Bank Rakyat China mengatakan dalam sebuah pernyataan 15 Februari.
Data sementara menunjukkan China dapat membatasi skala perlambatan, kontras dengan perintah bank sentral pada bulan lalu bagi bank untuk mengendalikan pinjaman dan menyoroti menurun ekonomi dari pertumbuhan kredit.