Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan the Fed mengurangi stimulus moneternya senilai US$10 miliar, dari US$75 miliar menjadi US$65 miliar, dinilai hanya membawa dampak sementara bagi pasar obligasi.
“Koreksi di pasar obligasi juga dipengaruhi pelemahan rupiah, sifatnya ini hanya sementara,” kata Desmon Silitonga, analis PT Millenium Danatama Asset Management, Jumat (31/1).
Dia menuturkan investor sudah mengantisipasi faktor tapering off tersebut sejak lama. Menurutnya, saat ini investor lebih mengkhawatirkan realisasi inflasi dan kebijakan Bank Indonesia apakah akan menaikkan suku bunga acuan.
Apalagi, lanjutnya, inflasi pada Januari diperkirakan lebih tinggi mengingat terjadinya banjir di sejumlah daerah yang mengganggu distribusi dan harga pangan.
Dini Agmivia, analis obligasi PT Maybank Kim Eng Securities, memperkirakan bencana banjir besar yang diikuti pelemahan rupiah akan mendorong inflasi Januari mencapai 1,04% month-on-month atau 8,4% year-on-year.