Bisnis.com, JAKARTA— Meski ditutup melemah pekan lalu, ekonom menilai pergerakan nilai tukar rupiah mulai stabil dan berada pada posisi yang lebih kuat, termasuk dalam menghadapi pertemuan Fed Open Market Committee (FOMC) pekan ini.
Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) I Kadek Dian Sutrisna mengatakan target Bank Indonesia selama ini adalah kestabilan nilai rupiah.
“Sebenarnya BI targetnya stabilitas jadi memang dijaga sekali oleh BI. Itu yang penting. Saya rasa sudah jauh lebih kuat tidak seperti yang kemarin dan kita learning dari isu yang kemarin (tapering),” katanya saat dihubungi Bisnis akhir pekan lalu.
Dia menambahkan tak bisa ditampik bahwa isu eksternal, terutama soal pemangkasan stimulus moneter lanjutan oleh Federal Reserve (the Fed), masih punya ekses negatif bagi rupiah.
Namun, lanjutnya, dengan perbaikan dari sisi fundamental perekonomian seperti cadangan devisa dan neraca perdagangan beberapa waktu belakangan, rupiah akan sangat tertolong oleh kemajuan itu.
Sepanjang minggu rupiah ditutup pada kisaran Rp12.113—Rp12.181. Adapun nilai tengah BI dipatok pada rentang Rp12.110—Rp12.177 per dolar AS.
Selengkapnya baca:http://epaper.bisnis.com/index.php/ePreview?IdCateg=201401273921#