Bisnis.com, JAKARTA— Harga minyak mentah turun dari level tertinggi dalam dua pekan dan China merupakan kunci penentu harga dalam jangka pendek.
Kontrak minyak mentah melemah hingga 0,4%. Produksi pabrik di China diduga naik 9,8% selama Desember, menurut hasil survei Bloomberg sebelum data dari Biro Statistik Nasional China keluar.
Sebagi perbandingan, produksi pabrik naik 10% selama November. WTI menunjukkan peningkatan per pekan pertama sejak Desember di tengah isyarat pertumbuhan ekonomi AS.
“China merupakan kunci dalam jangka pendek, ujar Robin Mills, kepala konsultan Manaar Energy Consulting and Project Management sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (20/1/2014). Dia menambahkan bahwa sangat perlu untuk mengawasi setiap isyarat pelemahan, sedangkan permintaan di China lebih sensitif dari pada di AS dan Eropa.
WTI untuk pengiriman Februari tercatat US$94,14 per barel atau turun 23 sen di bursa New York Mercantile Exchange pada pukul 10.46 waktu Sydney atau pukul 06.46 WIB. Kontrak tersebut, yang akan berakhir besok, naik 41 sen menjadi US$94,37 pada 17 Januari.
Sementara itu, Brent untuk pembayaran Maret turun 13 sen menjadi US$106,35 per barel di bursa London. Selisih harga minyak acuan Eropa terhadap WTI tercatat US$12,21.