Bisnis.com, JAKARTA - Imbal hasil surat utang negara bertenor 10 tahun diproyeksi berada di level 7%-8% pada akhir tahun ini seiring adanya kekhawatiran kenaikan imbal hasil US Treasury.
Fauzi Ichsan, Managing Director dan Senior Economist Standard Chartered Bank, mengungkapkan pada tahun ini, kondisi pasar obligasi masih akan dipengaruhi oleh risiko penaikan suku bunga Bank Indonesia (BI rate).
“Kami memproyeksikan BI kemungkinan akan menaikkan lagi suku bunga ke 8% pada semester I/2014,” katanya, Senin (20/1/2014).
Dia menjelaskan kenaikan ini dipicu defisit transaksi neraca berjalan yang belum sepenuhnya diperbaiki serta adanya kekhawatiran the Fed mengurangi stimulus moneternya yang menyebabkan aliran dana asing akan keluar dari pasar modal.
Kendati demikian, pihaknya memperkirakan imbal hasil obligasi negara akan berada di level 7%-8% pada akhir tahun ini, mengingat imbal hasil US Treasury 10 tahun akan naik mencapai 3,5% dengan adanya pengurangan stimulus moneter AS.
“Biasanya akan ada perbedaan 3,5% dari imbal hasil US Treasury. Jadi, kami prediksi yield SUN [surat utang negara] berkirsar 7%-8%,” tuturnya.