Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks BEI Dibuka Menguat, Ini Prediksi IHSG Hingga Penutupan

PT First Asia Capital memperkirakan indeks harga saham gabungan bakal bergerak variatif pada perdagangan hari ini, Rabu (8/1/2014), bergantung dari kondisi pasar global.

Bisnis.com, JAKARTA—PT First Asia Capital memperkirakan indeks harga saham gabungan bakal bergerak variatif pada perdagangan hari ini, Rabu (8/1/2014), bergantung dari kondisi pasar global.

David Sutyanto, Kepala Riset First Asia mengatakan pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan masih akan bergerak bervariasi. Kondisi pasar global yang bergerak di area positif diharapkan bisa mengurangi tekanan jual di pasar.

“Secara teknikal peluang rebound terbuka apabila level support 4.160 dapat terjaga. Sedangkan target resisten terdekat akan menguji level 4.225 hingga 4.250,” ujarnya dalam riset, Rabu (8/1/2014).

Menurutnya, tekanan jual di tengah minimnya insentif positif membuat IHSG pada perdagangan kemarin kembali melemah 27,003 poin (0,64%) ditutup di 4175,806.

“Nilai transaksi di pasar reguler hanya mencapai Rp2,8 triliun dengan asing mencatatkan nilai penjualan bersih Rp294 miliar,” ucapnya.

Nilai transaksi tersebut jauh di bawah rata-rata harian sepanjang 2013, yang mencapai Rp4,85 triliun. Saham pertambangan batu bara kembali dilepas pelaku pasar menyusul sejumlah isu sektoral yang kurang kondusif seperti rencana pemerintah merevisi besaran royalti batu bara menjadi 10%-13,5% dari harga jual mulai tahun ini.

Sebelumnya, data ekonomi China yang menunjukkan adanya perlambatan aktivitas manufaktur juga ikut menekan pergerakan harga saham sektor komoditas.

Dari faktor domestik, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2013 yang diperkirakan melambat dari kuartal sebelumnya juga ikut menekan sejumlah harga saham sektoral.

Sementara itu, tadi malam Wall Street kembali melanjutkan rally setelah terkoreksi sejak awal tahun ini. Indeks S&P untuk pertama kali di awal tahun ini menguat 0,61% di 1837,88.

Selanjutnya, indeks DJIA naik 0,64% di 16530,94. Penguatan Wall Street dipicu turunnya defisit neraca perdagangan AS November 2013 hingga 13% menjadi US$34,3 miliar dari bulan sebelumnya US$39,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper