Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menargetkan penerbitan surat utang pada kuartal I/2014 mencapai Rp78 triliun, atau 21,8% dari total target tahun ini Rp362 triliun, serta lebih tinggi dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu 20,8%.
Schneider Siahaan, Direktur Strategi Portfolio Utang Direktorat Jendral Pengolalaan Utang Kementerian Keuangan, mengatakan penaikan target tersebut di lakukan untuk mengantisipasiketidakpastian situasi ekonomi domestik dan global.
“Kami menggunakan strategi front loading. Kami targetkan 60% pada semester I/2014 karena mengantisipasi pembiayaan tidak terpenuhi akibat berbagai sentimen negatif tahun ini,” ujarnya, seperti dikutip Harian Bisnis Indonesia, Jumat (3/1/2014).
Dia menjelaskan saat ini pasar obligasi masih dipenuhi sentimen negatif seperti pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat, perlambatan ekonomi domestik, serta situasi politik yang memanas jelang pemilihan umum.
Menurutnya, peluang terserapnya penerbitan SUN pada 3 bulan pertama tahun ini lebih besar, mengingat investor masih memiliki dana segar untuk diinvestasikan pada instrumen yang menawarkan return menggiurkan tersebut.
“Selain itu, kami juga punya rencana menerbitkan global bond dan sukuk global pada kuartal I/2014. Targetnya bisa lebih dari itu [Rp78 triliun]. Namun, kami juga harus fleksibel dengan opsi lain karena situasinya tidak pasti seperti saat ini,” katanya.
PASAR DOMESTIK
Schneider menjelaskan pada tahun ini fokus penerbitan surat utang masih berada di pasar domestik yakni senilai Rp292 triliun, termasuk penerbitan SUKRI dan ORI tersebut, atau 80,7% dari target penerbitan kotor senilai Rp362 triliun.
Kemarin, pemerintah menerbitkan SUN dengan cara private placement yang merupakan jenis surat perbendaharaan Negara (SPN) dengan seri SPNNT20140303 senilai Rp12,4 triliun, dengan status tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), serta jatuh tempo pada 3 Maret 2014 dan yield 6,4%.
Dini Agmivia, analis obligasi PT Maybank Kim Eng Securities, menuturkan dengan rencana tersebut, pemerintah harus menerbitkan Rp17 triliun per bulan dari lelang surat utang negara dan sukuk, atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian pada tahun lalu Rp18,5 triliun per bulan.
“Sebagian porsi akan pindah juga ke samurai bonds dan euro MTN [medium term notes], dua instrumen baru yang akan pemerintah keluarkan tahun depan,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Sebagai langkah antisipasi tekanan dari pasar domestik, pemerintah juga akan mengeluarkan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat, yen, dan euro pada Maret dan September 2014, dengan target total Rp70 triliun atau 19,3% dari total target emisi.
Dini menuturkan sejauh ini rencana penerbitan obligasi pemerintah pada tahun depan masih terkendali walaupun di hantui oleh memanasnya situasi politik nasional dan ketidakpastian rencana the Fed mengurangi stimulus moneternya.