Bisnis.com, JAKARTA - Harga tembaga berfluktuasi akibat investor masih mempelajari data terbaru perekonomian AS dan meninjau kembali tingkat bunga di kawasan Eropa.
Kontrak tembaga untuk pengiriman tiga bulanan sedikit berubah pada US$7.151,25 per metrik ton pada pukul 10.30 waktu Shanghai atau pukul 09.30 WIB, setelah menguat hingga 0,3% dan turun hingga 0,2%.
Kontrak ditutup pada US$7.149 pada 4 November, level terendah sejak 10 Oktober, sedangkan untuk tahun ini, harga logam tersebut turun 9,8%.
Sebuah laporan pemerintah yang akan keluar besok diperkirakan menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2% per tahun pada triwulan ketiga. Sementara itu, peningkatan di tiga bulan sebelumnya mencapai 2,5%.
Sebuah survei terpisah yang dilakukan Bloomberg terhadap para ekonom mengindikasikan Gubernur Bank Sentral Eropa, Mario Draghi akan mempertahankan tingkat pembiayaan di kawasan itu pada posisi 0,5% besok setelah sejumlah bank termasuk UBS AG dan Bank of America Corp. memprediksi pemangkasan sebesar 0,25%.
JPMorgan Chase & Co. dan BNP Paribas SA termasuk di antara perusahaan yang memprediksi Draghi akan menahan penurunan tersebut sampai Desember.
“Investor ragu karena interpretasi data AS dan kebijakan moneter Eropa bisa berdampak secara tidak langsung ketika bank sentral AS mulai mengetatkan pembelian obligasi,” ujar Xu Liping, seorang analis pada HNA Topwin Futures Co. di Shanghai sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (6/11/2013).
Kontrak untuk pengiriman Desember turun 0,2% menjadi US$3,251 per pound di bursa Comex New York. Logam untuk pengiriman Januari di bursa Shanghai Futures Exchange turun 0,4% menjadi 51.420 yuan (US$8.434) per ton.