Bisnis.com, JAKARTA – PT Cakra Mineral Tbk (CKRA), emiten bijih besi, berencana membangun smelter pig iron pada akhir 2015 atau awal 2016 di Sumatra Barat.
Investasinya menelan dana US$100 juta hingga US$150 juta. Smelter tersebut diperkirakan bisa menghasilkan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun.
“Nantinya pasokan bijih besi ke smelter tidak harus dari tambang kami sendiri, bisa saja kami beli dari tambang lain,” ujar Sekretaris Perusahaan Cakra Mineral Dexter Sjarif Putra kepada Bisnis, Senin, (23/9/2013).
Perseroan sampai saat ini belum dapat mengekspor langsung bijih besi ke China lantaran tidak mengantongi izin ekspor mineral. Karena itu, perseroan menjual bijih besi yang dihasilkan anak usaha PT Persada Indo Tambang kepada PT Visi Utama Mandiri. Seluruh produksi yang dihasilkan dari tambang bijih besi di Sungai Kunyit, Sumatra Barat, itu dipasarkan ke China.
Kondisi ekonomi China yang lagi melambat dan pada akhirnya menurunkan permintaan komoditas mendorong perseroan berencana ekspansi pasar. Perseroan akan memasok produksi ke pasar domestik mulai awal 2014.
Pada semester I/2013 penjualan bijih besi sebesar Rp22,12 miliar, turun 56,15% dari penjualan pada semester I/2012 sebesar Rp50,44 miliar. Laba bersih pada paruh pertama tahun ini pun merosot 35,74% menjadi Rp3,47 miliar dari periode sama tahun lalu sebesar Rp5,4 miliar. Harga saham CKRA pada penutupan perdagangan Senin, (23/9), senilai Rp176, turun 2,22% dari hari sebelumnya.
Harga saham CKRA pada penutupan perdagangan Senin, (23/9), senilai Rp176, turun 2,22% dari hari sebelumnya.
