Bisnis.com, PEKANBARU—Perusahaan perkebunan sawit milik Grup Sinar Mas, Golden Agri-Resources Ltd berencana membangun pabrik biofuel pada tahun depan dengan perkiraan nilai investasi sekitar US$50 juta-US$100 juta.
Franky Oesman Widjaja, Chairman dan CEO Golden Agri-Resources Ltd mengatakan saat ini pihaknya sedang mendiskusikan rencana keuangan (budgeting) untuk tahun depan. Oleh sebab itu, belum ada angka pasti untuk belanja modal (capex) tahun depan.
“Kami masih kerjakan budget, belum ada angka yang pasti. Yang jelas, secara makro tentu penanaman terus kami lakukan, semua harus sustainable. Hilirisasi sesuai anjuran pemerintah, juga terus kami lakukan,” ujarnya kepada Bisnis ketika ditemui di sela-sela penutupan acara Rakernas Kadin di Pekanbaru, Selasa (17/9/2013).
Namun khusus hilirisasi, Franky mengatakan Golden Agri mendukung rencana pemerintah terkait penggunaan biofuel atau campuran bahan bakar nabati, baik itu campuran biofuel B10 (10% biodiesel, 90% solar) atau B20 (20% biodiesel, 80% solar).
“Kami belum masuk dalam biofuel, tapi kami mendukung usaha pemerintah dan kami akan investasi, akan bikin pabrik. Itu salah satu yang akan menjadi budgeting kami tahun depan,” ujar Franky.
Terkait investasinya, sebenarnya tergantung dari pemilihan lokasi. Yang jelas menurut Franky, cost akan lebih murah jika lokasi pabrik berdekatan dengan tangki-tangki milik PT Pertamina (Persero), di mana proses mixing biofuel itu terjadi.
"Kalau lokasinya jauh kan lebih mahal. Ya investasinya antara US$50 juta—US$100 juta mungkin minimum, itu untuk size [pabrik] yang cukup. Tapi saya juga belum tahu persis budget-nya karena belum kami pelajari secara detail,” jelasnya.
Selama semester I/2013, pendapatan Golden Agri mencapai US$3,1 miliar, naik 8,8% dari periode yang sama tahun lalu US$2,8 miliar. Namun, perolehan laba bersih terkoreksi cukup dalam, yakni hingga 41,5% dari US$270 juta menjadi US$158 juta.