Bisnis.com, JAKARTA—Minyak kelapa sawit mentah (CPO) diperdagangkan pada level terendah dipicu lonjakan produksi musiman yang bisa membuat pasokan global membengkak.
CPO untuk pengiriman November turun 9 poin ke level 2.389 ringgit (Rp8,4 juta) per ton di Bursa Malaysia Derivatives hari ini, Kamis (5/9/2013) pukul 12:02 WIB dan sempat turun ke posisi 2.385 ringgit. Angka ini adalah yang terendah sejak 23 Agustus. Adapun minyak kelapa sawit untuk pengiriman fisik September ada di level 2.425 ringgit.
Menurut data dari Malaysia Palm Oil Board (MPOB), produksi di Malaysia melonjak 18% pada Juli menjadi sekitar 1,66 juta ton. Adapun pasokan pada Juli tahun ini 17% lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. MPOB akan merilis data pasokan Agutus pada 10 September.
Menurut Direktur Pialang Pelindung Bestari Sdn Selangor, Paramalingam Supramaniam, harga CPO bisa naik hingga 2.470 ringgit per ton jika pasokan Agustus tetap di bawah 1,7 juta ton.
“Sulit bagi CPO untuk bisa lebih tinggi dari harga tersebut dengan tingkat produksi yang berlebih hingga akhir tahun ini,” kata Paramalingam. Masa panen kelapa sawit adalah sepanjang tahun dengan puncaknya pada Juli-Oktober. Sementara itu, minyak kelapa sawit murni untuk pengiriman Januari tetap berada di 5.584 yuan (US$912) per ton di Dalian Commodity Exchange. (Bloomberg)