Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengurangan Stimulus AS Kian Dekat, Rupee India Anjlok ke Rekor Terendah

Bisnis.com, MUMBAI - Rupee India merosot ke level terendah sepanjang masa setelah Federal Reserve menunjukkan AS semakin dekat dengan pengurangan stimulus yang telah memicu permintaan terhadap aset emerging market.

Bisnis.com, MUMBAI - Rupee India merosot ke level terendah sepanjang masa setelah Federal Reserve menunjukkan AS semakin dekat dengan pengurangan stimulus yang telah memicu permintaan terhadap aset emerging market.

Para pembuat kebijakan Fed yang "secara luas nyaman" dengan rencana Ben S. Bernanke untuk mulai mengurangi pembelian obligasi akhir tahun ini jika ekonomi terbesar dunia ini membaik, menurut risalah pertemuan mereka Juli dirilis kemarin .

Dana global telah mengurangi utang India secara keseluruhan US$ 10,1 miliar sejak Bernanke kali pertama mengeluarkan sinyal pengurangan stimulus pada 22 Mei, membuat meninggalkan rupee rentan terhadap defisit neraca pembayaran India.

"Beberapa alasan untuk pelemahan rupee berada di luar kendali India, yang mungkin mengapa para pembuat kebijakan telah sedikit melangkah mundur dan membiarkan rupee menemukan keseimbangan itu sendiri," kata Jonathan Cavenagh, analis di Westpac Banking Corp (WBC) di Singapura.

"Masalah jangka panjang adalah bahwa India perlu menekan defisit current account, dan itu sesuatu yang pembuat kebijakan harus fokus pada upaya mendorong ekspor dan investasi ke sektor-sektor utama seperti ritel dan infrastruktur."

Rupee melemah 1,9% menjadi 65,2700 per dolar pada pukul 11:13 di Mumbai, menurut harga dari bank lokal yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Rupe menyentuh rekor terendah 65,275 sebelumnya.

Bank sentral mungkin menjual dolar, menurut dua pedagang yang terkait dengan hal tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasi yang tidak umum. Rupee bisa turun lagi menjadi 68 atau bahkan 70 minggu depan, Westpac memprediksi.

Volatilitas tersirat 1 bulan rupee, ukuran bergerak diharapkan kurs yang digunakan untuk pilihan harga, naik 82 basis poin, atau 0,82 persen poin, menjadi 16,40%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper