Bisnis.com, JAKARTA— Trust Securities memprediksi rupiah masih akan terus tertekan atas mata uang dolar Amerika serikat (AS).
“Awan negatif belum beranjak dari rupiah seiring masih kuatnya nilai tukar dolar AS,” kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam analisa dan rekomendasinya pekan ini.
Dia mengatakan lemahnya rupiah, seiring masih kuatnya nilai tukar dolar AS.
Rilis klaim pengangguran yang lebih baik dari estimasi, dan stabilnya angka inflasi AS memunculkan ekspektasi The Fed akan benar-benar mulai mengurangi stimulusnya pada bulan depan.
“Tren penurunan yang terjadi pada cadangan devisa [US$92,7 miliar pada Juli 2013], serta ekspektasi melebarnya defisit neraca berjalan RI [US$9 miliar] membuat pelaku pasar lebih memilih melepas mata uang rupiah,” kata Reza.
Belum lagi, ujarnya, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun yang melonjak membuat rupiah kian terpuruk. “Diperkirakan rupiah akan berada pada rentang harian Rp10.385-10.440/US$.”
Seperti diketahui dari data Bloomberg pada Jumat (16/8/2013), kurs rupiah terhadap dolar AS melemah 0,2% ke level Rp10.430/US$.
Pada pukul 08.16 WIB hari ini (19/8) rupiah menyentuh Rp10.493/US$ atau melemah 0,6%. (ltc)