Bisnis.com, JAKARTA--Henan Putihrai Analytics memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin (19/8/2013) bergerak di kisaran 4.521-4.679.
Untuk bursa Amerika, indeks saham acuan Wall Street kembali ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan lalu, setelah Dow Jones mengalami pekan terburuknya dalam tahun ini.
Begitu juga dengan ketidakpastian yang dihadapi investor setelah yield obligasi jangka panjang naik ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
DJIA mengalami penurunan sebesar 344 poin atau 2,2% pada pekan lalu. Dari segi persentase, penurunan ini menjadi yang terbesar sejak Mei 2012.
S&P 500 kehilangan 36 poin atau 2,10%, juga kehilangan poin terbesar secara mingguan. Sementara itu, Nasdaq hanya turun 1,6%, tertolong oleh saham Apple yang mengalami pekan terbaik sejak 2011 dengan menguat sebesar 10,5%.
Sementara itu, yield obligasi 10 tahun menguat 5 bps menjadi 2,83%.
Dari data ekonomi menunjukan adanya penguatan pada pembangunan rumah baru di Amerika yang naik 5,9% menjadi 896,000 di Juli, tetapi pertumbuhan tersebut berada di bawah estimasi 900.000.
Di bursa Eropa, indeks saham gabungan Eropa mengalami penguatan moderat pada penutupan pekan lalu setelah investor berfokus pada perbaikan kinerja ekonomi di kawasan tersebut sambil menimbang prospek dimulainya penarikan kembali stimulus moneter oleh Federal Reserve Amerika.
Indeks Stoxx Europe 600 menguat 0,3% setelah mengalami penurunan pada hari sebelumnya.
Di Asia, sebagian besar pasar Asia mengalami penurunan pada perdagangan hari terakhir pekan lalu, mengikuti penurunan yang terjadi di bursa Amerika setelah semakin berkembangnya kekhawatiran Federal Reserve akan segera memotong stimulus moneternya.
Sementara itu, bursa Jepang sempat dibuka melemah tipis seiring dengan tekanan terhadap saham perusahaan Steel dan Otomotif mengikuti penurunan yang terjadi di Wall Street.
Pemerintah Jepang juga melaporkan defisit perdagangan Juli yang semakin melebar, dengan pertumbuhan impor 19,6% dan ekspor 12,2%.
Defisit perdagangan Jepang naik menjadi 1,024 triliun yen dari 993,9 miliar yen pada Juni lalu.