Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik hingga hari kelima setelah kerusuhan yang makin memanas di Mesir memicu kekhawatiran atau suplai minyak di Timur Tengah dan cadangan minyak mentah di AS merosot hingga pekan kedua.
Kontrak meningkat hingga 0,5% di New York sehingga memperpanjang masa peningkatan sejak April. Cadangan minyak mentah turun 2,8 juta barel pekan lalu, menurut data yang dikeluarkan Lembaga Informasi Energi. Angka itu hampir dua kali dari penurunan ratat-rata 1,5 juta sebagaimana diprediksi para analis dalam Bloomberg News. Mesir mengumumkan keadaan darurat setelah ratusan orang tewas akibat tindakan aparat keamanan membubarkan aksi protes.
“Ada beberapa isu lagi di Mesir dan pasar akan mengikuti dinamika yang terjadi di sana,” ujar Jonathan Barratt, CEO Barratt’s Bulletin di Sydney sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (15/8/2013).
Harga WTI untuk pengiriman September naik hingga 48 sen menjadi US$107,33 barel di bursa elektronik New York Mercantile Exchange dan mencapai US$107,28 per barel pukul 12.40 waktu Singapura atau pukul11.40 WIB. Harga tersebut ditutup US$106,85 kemarin atau yang tertinggi sejak 2 Agustus. Volume seluruh kontrak yang diperdagangkan 11% di bawah rata-rata 100 hari. Harga minyak mentah ditutup menguat 17% tahun ini.
Brent untuk pengiriman September yang jatuh tempo hari ini, meningkat hingga 42 sen atau 0,4% menjadi US$110,62 per barel di bursa ICE Futures Europe London.