Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang properti PT Agung Podomoro Land Tbk telah menyerap belanja modal sekitar Rp2 triliun atau 40% dari anggaran pada semester pertama 2013.
“Capex [capital expenditure] yang sudah dipakai sekitar Rp1,5 triliun-Rp2 triliun, hampir separuh dari anggaran yang ditetapkan, ” ujar Investor Relation Agung Podomoro Wibisono, Jumat malam (19/7).
Emiten berkode saham APLN itu memang menganggarkan belanja modal 2013 sekitar Rp4,5 triliun atau meningkat 50% dari anggaran tahun lalu yang hanya Rp3 triliun.
Wibisono memaparkan sebagian besar belanja modal digunakan untuk pembangunan kompleks apartemen Green Bay Pluit yang menghabiskan porsi 40% dari total anggaran enam bulan pertama tahun ini.
Sisanya, lanjut dia, belanja modal juga digunakan untuk pengembangan proyek properti di Bali, Pancoran, Jakarta Barat, dan dua proyek di kawasan Bandung.
Untuk memenuhi kebutuhan belanja modal, perseroan masih memiliki dana kas internal yang cukup besar, termasuk dari dana hasil penerbitan obligasi berkelanjutan Juni lalu.
Jika pun mengalami kekurangan, ungkapnya, Agung Podomoro akan berupaya mendapatkan pinjaman perbankan.
“EBITDA yang masuk sudah sekitar Rp2 triliun, marketing sales kita juga cukup besar, dana obligasi kemarin juga masih sisa. Intinya dana internal masih bagus,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Agung Podomoro baru saja menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap I/2013 senilai Rp1,2 triliun dengan tenor 5% pada Juni 2013. Penerbitan merupakan bagian dari rencana obligasi berkelanjutan dengan total nilai Rp2,5 triliun.
Sebanyak 42% dari total raihan dana atau sebesar Rp500 miliar digunakan untuk membiayai ekspansi bisnis, tepatnya untuk mengembangkan usaha propoerti di Pulau Jawa dan luar Jawa. Sisanya, 42% atau Rp500 miliar untuk melunasi utang sindikasi perbankan dari PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Internasional Indonesia, PT Bank CIMB Niaga.
Pada tahun lalu, Agung Podomoro membukukan laba bersih Rp841,29 miliar atau sejalan dengan estimasi konsensus yang senilai Rp850,1 miliar. Keuntungan berasal dari pertumbuhan omzet yang mencapai 21,87% dari Rp3,84 triliun menjadi Rp4,68 triliun.