Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Hal yang Bisa Pengaruhi Pasar Modal, Termasuk Paparan Bernanke

Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan pasar modal di Indonesia tentu tidak terlepas dari kondisi makro ekonomi baik di dalam maupun luar negeri saat ini (17/7/2013), apa saja yang mesti diseksamai.

Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan pasar modal di Indonesia tentu tidak terlepas dari kondisi makro ekonomi baik di dalam maupun luar negeri saat ini (17/7/2013), apa saja yang mesti diseksamai.

Nilai Tukar
Rupiah semakin terperosok jatuh, setelah melampaui level 10.000 per dolar AS, level psikologis pada Senin (15/7/2013) dan kurangnya kepercayaan pelaku pasar yang masih wait and see terhadap besaran inflasi.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah turun 0,29% menjadi Rp10.103 per US$. Sedangkan BI menetapkan kurs tengah sebesar Rp10.036 per US$.

IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  ditutup kembali menguat tipis setelah pelaku pasar mulai mengambil posisi dan investor asing mulai melakukan aksi beli di pasar reguler, meski volume pada bulan Ramadan turun.
Pada perdagangan Selasa (16/7/2013), IHSG ditutup naik 8,31 poin atau 0,18% ke 4.644,04. Perdagangan tercatat dengan frekuensi 148.494 transaksi yang mencetak total volume di pasar reguler dan negosiasi sebesar 8,2 miliar saham. Investor asing mencatat beli bersih (nett sell) sebesar Rp56,99 miliar.

Properti
Indonesia Property Watch (IPW) memprediksi aksi spekulasi properti, khususnya di Jabodetabek mulai melambat.
Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengatakan kebijakan penurunan LTV (loan to value) sebesar 60% untuk rumah kedua, dan LTV 50% untuk ketiga dinilai bisa meredam aksi spekulasi properti sehingga harga tidak terlalu naik lagi.

Pasar Ekspor
Kinerja ekspor kertas Indonesia sepanjang tahun ini diperkirakan melambat, dipicu oleh penurunan harga dan permintaan komoditas itu, sejalan dengan perekonomian global yang belum menentu.

Kondisi Global
Investor masih menimbang langkah Federal Reserve AS terhadap stimulus moneter.
Kepala The Fed Bernanke dijadwalkan untuk memberikan kesaksian di depan komite kongres pada hari ini, Rabu (17/7). Dia mengatakan pada pekan lalu, kebijakan moneter yang sangat akomodatif untuk masa mendatang adalah apa yang dibutuhkan AS. (ltc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper