Bisnis.com, CHICAGO - Nilai kontrak kopi arabika jatuh ke level terendah dalam seminggu setelah tanda-tanda bahwa tanaman yang dipanen di Brasil sebagai produsen kopi terbesar di dunia, tidak mengalami gangguan.
Donald Keeney, ahli meteorologi di MDA Sistem Informasi Inc di Gaithersburg, Maryland, mengatakan suhu akan tetap berada di atas titik beku di Brasil selama 2 minggu ke depan dan penanaman kopi di Sao Paulo dan Parana akan tetap kering.
Peneliti tanaman Safras & Mercado mengatakan sekitar 44% dari panen selesai pada 3 Juli lebih banyak dari 40% pada tahun sebelumnya. Harga turun 34% dalam satu tahun terakhir di tengah surplus global, dan terjunnya nilai real Brasil terhadap dolar AS telah mendorong ekspor.
"Cuaca Brasil tidak memiliki ancaman beku selama 10 sampai 20 hari berikutnya, dan progres panen masih baik, sehingga akan membebani harga," kata Sterling Smith, seorang spesialis perdagangan berjangka di Citigroup Inc, Chicago seperti dikutip di Bloomberg, Sabtu (13/7/2013).
Nilai kopi Arabika untuk pengiriman September turun 2% menjadi US$1,209 per pon pada 10.24 di ICE Futures AS, New York, menghentikan penaikan sebesar 1,4% pada perdagangan sebelumnya dan menuju penurunan terbesar sejak 3 Juli.
Departemen Pertanian AS memperkirakan, panen Brasil tahun ini akan berjumlah 53,7 juta kantong, menambah stok dalam negeri sebesar 22% menjadi 8,23 juta kantong. Adapun sebuah kantong beratnya 60 kilogram (132 pon).