Bisnis.com, BANGKOK - Produksi gula di Thailand, eksportir terbesar di dunia setelah Brasil, diproyeksi naik 10% ke level rekor tertinggi berpotensi menekan harga komoditas pemanis itu.
Sirivuth Siamphakdee, juru bicara salah satu perusahaan gula Thailand, mengatkan produksi akan diperbanyak menjadi 11 juta ton, dari panen tebu terbesar yang pernah tercapai sebesar 105 juta ton. Menurutnya, sekitar 70% dari produksi akan diekspor.
Peningkatan pasokan akan menambah surplus global yang mendorong nilai kontrak ke level terendah dalam 3 tahun, membantu untuk mengekang biaya pangan global. Adapun pelemahan real Brasil telah mendorong spekulasi bahwa para petani di negara tersebut akan meningkatkan ekspor.
Adapun nilai kontrak menuju penurunan tahun ketiga, jangka terburuk sejak 1992, dan gula adalah komoditas terburuk selama 12 bulan terakhir dalam indeks Standard & Poor GSCI, setelah kopi dan jagung.
Sementara harga yang reli ke 36,08 sen pada Februari 2011 membuat para petani dari Brasil hingga China meningkatkan penanaman. Adapun harga gula untuk pengiriman Oktober turun menjadi 16,19 sen per pon di ICE Futures AS pada Rabu (10/7), level terendah sejak Juli 2010.