BISNIS.COM, JAKARTA – Kondisi pasar obligasi domestik terus menurun yang ditandai naiknya imbal hasil surat utang negara acuan bertenor 10 tahun sebesar 3 basis poin ke level 7,19% dari hari sebelumnya sebesar 7,16%.
Menurut data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA), yield obligasi benchmark bertenor 5 tahun ditutup pada level 6,6% pada penutupan perdagangan Kamis (4/7/2013), naik 5 basis poin dari 6,55% pada hari sebelumnya.
Sementara itu, yield obligasi negara bertenor panjang 20 tahun FR0065 juga naik 5 basis poin menjadi 7,92% dibandingkan dengan pencapaian pada penutupan perdagangan pada hari sebelumnya sebesar 7,85%.
Menurut Herdi Ranu Wibowo, Head of Debt Capital Market PT BCA Sekuritas, aksi jual asing kemungkinan masih akan berlanjut karena posisi investor di pasar obligasi saat ini masih wait and see menanti kebijakan yang diambil pemerintah untuk meredam laju inflasi.
Adapun, menurut data Direktur Jendral Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, kepemilikan asing pada surat berharga negara yang diperdagangkan hingga 2 Juli 2013 mencapai Rp284,79 triliun, turun Rp18,5 triliun dibandingkan dengan pencapaian pada akhir Mei 2013.