BISNIS.COM, MELBOURNE—Harga jagung rebound karena ekspektasi penurunan harga ke level terendah dalam hampir 32 bulan dapat memacu permintaan dan setelah persediaan di AS, produsen terbesar, menurun sebelum panen berikutnya.
Harga jagung untuk pengiriman Desember naik sebanyak 0,5% menjadi US$5,0375 per bushel di Chicago Board of Trade dan berada di US$5,03 pada Selasa pukul 12.26 di Singapura.
Sebelumnya, harga turun 0,2% menjadi US$5,0025, level terendah untuk kontrak paling aktif sejak 8 Oktober 2010, setelah sebuah laporan pemerintah menunjukkan kondisi tanaman AS membaik.
Smentara itu, nilai kontrak untuk pengiriman Juli, sebelum panen, naik sebanyak 0,9% menjadi US$6,6125.
Lebih lanjut, harga telah merosot 28% tahun ini, performa kedua terburuk dalam indeks Standard & Poor GSCI dari 24 komoditas, karena para petani di AS melakukan penanaman terbesar sejak 1936.
Persediaan pada 1 Juni turun menjadi 2,76 miliar bushel, terendah sejak 1997, setelah kekeringan terburuk dalam lebih dari 70 tahun mengurangi produksi.
Sementara itu, Departemen Pertanian AS mengatakan pada 12 Juni, petani AS bisa memanen 14 miliar bushels tahun ini, naik 30% dari tahun lalu. Cuaca kering membantu harga jagung naik ke rekor US$8,49 per bushel pada Agustus.
Adapun International Grains Council mengatakan, produksi jagung global mungkin melompat ke 946 juta ton pada 2013-2014 dari 854,5 juta ton tahun sebelumnya, naik dari outlook sebesar 1,4 juta ton. Hal itu akan meningkatkan stok akhir musim ke level tertinggi dalam 13 tahun.