BISNIS.COM, CHICAGO--Harga kedelai di perdagangan berjangka jatuh akibat spekulasi bahwa cuaca yang baik di sebagian besar Midwest AS akan meningkatkan hasil, menambah produksi global yang diperkirakan akan mencapai rekor. Gandum juga menurun, sedangkan jagung naik.
Curah hujan yang menudna tanam dan menyebabkan banjir di Iowa dan Illinois akan lebih sering dalam 10 hari ke depan, demikian menurut laporan Commodity Weather Group inc. Suhu yang mencapai 93 derajat Fahrenheit (34 celsius) hari ini (Rabu, 26/6/2013) akan tetap berada di atas normal, kata DTN. Kemarin, kedelai sudah anjlok 9% untuk kuartal ini, tanda-tanda peningkatan persediaan.
“Saya tidak terlalu khawatir tentang hasil kedelai," kata Jeff McReynolds, pemilik McReynolds Marketing and Investments di Hays, Kansas, dalam sebuah wawancara telepon. “Kami tidak melihat tanda-tanda cuaca yang tidak menguntungkan," ujarnya.
Bahkan, kata dia, hasil mungkin tidak akan terluka setelah beberapa bidang ditanam terlambat.
Perdagangan kedelai untuk pengiriman November turun 0,7% menjadi US$ 12,69 per bushel pada 10:36di Chicago Boardof Trade. Harga turun 1,9% pekan lalu.
Petani AS mungkin akan menanam 77,81 juta hektare tahun ini, lebih dari perkiraan pemerintah pada Maret lalu seluas 77,12 juta hektare, demikian estimasi rata-rata 34 analis dan perusahaan dagang yang disurvei oleh Bloomberg. Laporan areal ini akan dirilis pada 28 Juni.
Pada tahun yang dimulai 1 Oktober, produksi global diperkirakan akan mencapai rekor 285,30 juta ton, menurut Departemen Pertanian AS.
Gandum di pasar berjangka untuk pengiriman September turun 0,5% menjadi US$6.815 per bushel. Jagung untuk pengiriman Desember naik 0,3% menjadi US$5,46 per bushel di Chicago. Harga hingga kemarin turun 22 % sejak akhir Maret, menuju penurunan kuartalan terbesar sejak tiga bulan yang berakhir pada 30 September 2008.