Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERGERAKAN IHSG karena Aksi Window Dressing

BISNIS.COM, JAKARTA—Membaiknya pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam dua hari terakhir dinilai belum mencerminkan fundamental pasar saham, namun lebih karena aksi window dressing dari manajer investasi. Pada perdagangan saham

BISNIS.COM, JAKARTA—Membaiknya pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam dua hari terakhir dinilai belum mencerminkan fundamental pasar saham, namun lebih karena aksi window dressing dari manajer investasi.
 
Pada perdagangan saham hari ini, Kamis (27/6), IHSG ditutup menguat di level 4.675, naik 1,91%. Adapun, pada perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup menguat 3,82% ke level 4.587, meski asing masih mencatatkan jual bersih Rp155,5 miliar.
 
Alfred Nainggolan, Kepala Riset PT Buana Capital Indonesia, mengatakan positifnya IHSG tersebut lebih dikarenakan aksi manager investasi dalam memperbaiki kinerja portofolio saham atau biasa disebut dengan window dressing, menjelang akhir semester pertama tahun ini.
 
“Pada kuartal kedua ini, saham-saham berjatuhan. Agar portofolio saham tidak turun terlalu drastis, manager investasi cenderung memilih saham-saham bluechip menjelang akhir bulan ini,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (27/6).
 
Dia menilai pergerakan indeks masih akan bergerak fluktuatif, meski asing mulai mencatatkan beli bersih. Hal ini dikarenakan konsistensi asing dalam menarik dana dari pasar saham sepanjang 22 hari yang lalu secara berturut-turut.
 
Oleh karena itu, lanjutnya, tidak ada garansi pergerakan positif IHSG akan kembali berlanjut mengingat sentimen pasar baik dari global dan regional belum mendukung untuk mendongkrak pergerakan indeks.
 
“Para pemegang likuiditas panik, pasca Federal Reserve yang berencana menarik dana stimulus dalam waktu dekat ini, seiring pemulihan ekonomi AS, padahal data pengangguran AS saat ini meleset dari target awal,” ujarnya.
 
Selain faktor eksternal, pelaku pasar juga cenderung menahan dananya untuk masuk, sebelum dirilisnya hasil data inflasi akibat kenaikan BBM, dan laporan neraca pembayaran Indonesia, akibat dampak tingginya dana asing yang keluar dari dalam negeri.
 
Pelaku pasar juga menanti data cadangan devisa Indonesia, setelah Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk mengendalikan gejolak nilai tukar mata uang rupiah. Selain itu, keputusan penetapan suku bunga acuan dari BI juga ditunggu pelaku pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper