Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA KOPI: Petani Tahan Pengiriman, Spekulasi Meningkat

Tanaman KopiBISNIS.COM, LONDON—Taruhan harga kopi robusta berjangka yang diperdagangkan di London akan naik 27% sebelum September setelah data NYSE Liffe menunjukkan para petani di Vietnam dan Indonesia menahan pengiriman.

Tanaman Kopi

BISNIS.COM, LONDON—Taruhan harga kopi robusta berjangka yang diperdagangkan di London akan naik 27% sebelum September setelah data NYSE Liffe menunjukkan para petani di Vietnam dan Indonesia menahan pengiriman.

Investor menahan 7.591 kontrak yang memberikan hak membeli untuk pengiriman September di US$2.200 per ton pada 19 Juni, naik dari 3.301 kontrak pada bulan sebelumnya.

Hal tersebut adalah opsi perdagangan yang paling aktif untuk pengiriman September. Adapun harga kopi robusta turun 13% menjadi US$1.736 per ton pada bulan lalu karena para spekulan menempatkan taruhan bearish terbesar dalam lebih dari 17 bulan.

Adapun data NYSE Liffe menunjukkan, para manajer uang meningkatkan taruhan untuk penurunan harga kopi robusta sebesar 35% dalam 7 hari yang berakhir pada 11 Juni. Posisi net-short sebesar 9.587 kontrak dengan opsi pada periode tersebut, terbesar sejak 10 Januari 2012.

Volcafe, sebuah unit dari pedagang komoditas ED&F Man Holdings Ltd, mengatakan,  para pembeli kopi dari Indonesia membayar premi lebih besar setelah nilai kontrak jatuh dan petani menahan persediaan.

Sementara menurut Nedcoffee BV, perusahaan dagang dari Amsterdam, para petani dan pedagang di Vietnam menahan 24% dari hasil panen negara itu pada 1 Juni.

Pihak Volcafe menambahkan, harga biji kopi Indonesia untuk pengiriman bulan Juli dan Agustus pada minggu lalu ditetapkan dengan premi sebesar US$200 per ton untuk harga di NYSE Liffe, London, naik dari US$150 seminggu sebelumnya.

Lebih lanjut, berdasarkan data dari Winterthur, perusahaan dagang dari Swiss, di Vietnam, premi naik 12,5% menjadi US$135 per ton pada pekan lalu untuk pengiriman pada periode yang sama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper