Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OBLIGASI VALAS: Bepeluang Tangkal Pelemahan Rupiah

BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah yakin penerbitan obligasi valas di pasar domestik pada semester II/2013 mampu menahan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini. Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Schneider

BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah yakin penerbitan obligasi valas di pasar domestik pada semester II/2013 mampu menahan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini.
 
Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Schneider Siahaan memperkirakan level imbal hasil (yield) obligasi valas di dalam negeri bisa lebih rendah dari level yield obligasi global.
 
“Dengan penerbitan obligasi valas, kami yakin bisa menjaga pergerakan nilai rupiah. Kalau dilihat pengalaman Filipina, kisaran yield-nya bisa lebih rendah dari global bond,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu(12/6).
 
Saat ini, lanjutnya, pemerintah menunggu kesiapan Bank Indonesia dalam menyiapkan infrastruktur penerbitan surat utang berdenominasi dolar AS tersebut.
 
Seperti diketahui, pemerintah berencana menerbitkan obligasi valas di dalam negeri dengan target dana senilai US$250 juta pada semester II/2013.
 
Proses penerbitan obligasi semakin matang dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara dalam Mata Uang Rupiah dan Valuta Asing di Pasar Perdana Domestik pada akhir Maret 2013.
 
Berbeda dengan pemerintah, Analis Obligasi PT Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA) Fakhrul Aufa memperkirakan level yield obligasi valas domestik akan sedikit lebih tinggi dibandingkan obligasi di pasar internasional.
 
“Pelemahan rupiah saat ini sepertinya akan mempengaruhi level yield-nya nanti. Belum bisa diprediksi karena masih sangat fluktuatif,” ujarnya.
 
Penerbitan obligasi dolar AS, lanjutnya, akan meningkatkan cadangan valas pemerintah sehingga mampu mengendalikan pergerakan nilai tukar rupiah.
 
Pelemahan rupiah yang signifikan baru-baru ini terjadi karena neraca modal yang biasanya menopang neraca pembayaran sekarang tak mampu lagi berdiri kokoh karena tingginya penarikan dana oleh asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper