BISNIS.COM, SURABAYA – Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Suparma Tbk memutuskan tahun ini tidak membagi dividen meski perseroan selama 2012 menangguk laba bersih Rp39,9 miliar, karena laba tersebut digunakan pengembangan usaha (investasi mesin kertas baru).
Laba bersih Suparma sebesar itu merupakan kenaikan 20,8% dari laba bersih 2011, dan berdampak laba per saham dasar meningkat menjadi Rp27 per lembar.
Dengan tercapainya pertumbuhan laba bersih itu perseroan berhasil membukukan EBITDA senilai Rp205,3 pada 2012, sehingga mampu mendanai rencana kebutuhan belanja modal tahun ini melalui penggunaan kas internal.
“Kenaikan laba bersih 2012 diperoleh atas meningkatnya penjualan bersih pada 2012 senilai Rp1,27 triliun atau tumbuh 7,2% dibandingkan 2011 senilai Rp1,19 triliun,” ujar Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk, seusai RUPS PT Suparma Tbk, hari ini Rabu (12/6 2013).
Dia mengatakan kendati produsen kertas berbasis di Surabaya itu menangguk laba bersih Rp39,9 miliar, tetapi tahun ini tidak membagi dividen. Soalnya, keseluruhan saldo laba emiten produsen kertas itu pada 2012 digunakan untuk pengembangan usaha dan memperkuat struktur ekuitas/permodalan.
“Kami tahun ini membeli mesin kertas baru senilai US$ 28 juta untuk meningkatkan kapasitas terpasang sekitar 13% menjadi 214.000 ton per tahun, guna meningkatkan kuantitas penjualan produk kertas terutama di pasar domestik yang besar permintaannya,” tutur Hendro.
Suparma selama 2012 merealisasikan kenaikan volume penjualan aneka produk kertas (duplex, pembungkus dan tissue) sebesar 6,5% menjadi 180.000 ton. Sedangkan selama kuartal I tahun ini membukukan penjualan bersih senilai Rp445 miliar atau tumbuh 4% dibandingkan periode sama pada 2012.
Menurut Hendro, harga jual rata-rata produk kertas tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan 2012, maka dia optimistis hingga akhir Desember mendatang mampu mencapai target penjualan bersih senilai Rp1,4 triliun.