Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK Dunia Turun, Dipicu Data Ekonomi China

BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak dunia turun pada Senin waktu New York atau Selasa (11/6/2013) pagi WIB, di tengah kekhawatiran baru tentang permintaan minyak mentah China setelah serangkaian data ekonominya mengecewakan.Kontrak utama New York, minyak

BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak dunia turun pada Senin waktu New York atau Selasa (11/6/2013) pagi WIB, di tengah kekhawatiran baru tentang permintaan minyak mentah China setelah serangkaian data ekonominya mengecewakan.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, ditutup pada US$95,77  per barel, turun 26 sen dari Jumat.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli turun 61 sen menjadi US$103,95 per barel.

China selama akhir pekan menerbitkan banyak indikator ekonomi yang mengecewakan, sehingga memicu kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

"Data impor buruk, penjualan ritel tidak besar, angka produksi industri sedikit lebih rendah dari perkiraan pasar. Itu membuat pasar berpikir tentang bagaimana pertumbuhan China akan berjalan selama beberapa bulan berikutnya," kata Bart Melek dari TD Securities.

Harga juga berada di bawah tekanan setelah lonjakan pada Jumat (7/6/2013) di New York, menurut Robert Yawger dari Mizuho Securities USA.

"Kami mengalami kesulitan setiap kali sampai ke tingkat US$97-US$98," kata Yawger, mencatat bahwa pasar telah gagal mencapai  tingkat harga itu sebanyak tiga kali sejak April.

"Orang-orang keluar dari posisi mereka karena mereka sebelumnya tidak berhasil melewati tingkat itu. Penurunan harga dibatasi oleh ketegangan antara Sudan dan Sudan Selatan," Yawger menambahkan.

Pada Sabtu (8/6/2013) Presiden Sudan Omar al-Bashir menutup pipa saluran yang membawa minyak mentah Sudan Selatan untuk ekspor, dan pada Minggu (9/6/2013) Sudan menangguhkan sembilan perjanjian keamanan dan ekonomi dengan Sudan Selatan.

Sudan Selatan menghasilkan sekitar 350.000 barel minyak per hari tetapi tergantung pada infrastruktur ekspor Sudan. Kedua belah pihak belum bisa menyepakati berapa banyak Juba (Sudan Selatan) akan membayar untuk penggunaan jaringan pipa saluran minyaknya.

Dalam berita pasar minyak lainnya, aksi duduk para pengunjuk rasa di ladang-ladang minyak Libya telah mengakibatkan kehilangan produksi 250.000 barel per hari, ungkap Menteri Perminyakan Abdelbari al-Arussi, Senin (10/6/2013).

Beberapa unjuk rasa telah berlangsung di terminal-terminal di Al-Harriga di Tobruk dan Zueitina di timur, serta di ladang minyak Al-Fil di Ubari di selatan, kata Arussi.

Menteri itu tidak memberikan rincian alasan terjadinya unjuk rasa tersebut, tetapi mengatakan bahwa "protes ini mempengaruhi ekonomi Libya, yang tergantung pada sumber daya minyak dan gas."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor :
Sumber : Antara/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper