Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisruh Kongres AS Tegangkan Pasar Minyak Dunia

Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak sedikit menguat dari posisi terendah sepanjang hari, namun berakhir turun pada Senin (Selasa pagi WIB), di tengah kekhawatiran tentang kemungkinan penutupan pemerintah Amerika Serikat.

Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak sedikit menguat dari posisi terendah sepanjang hari, namun berakhir turun pada Senin (Selasa pagi WIB), di tengah kekhawatiran tentang kemungkinan penutupan pemerintah Amerika Serikat.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November di New York Mercantile Exchange merosot 54 sen menjadi US$102,33 per barel setelah sempat mencapai serendah US$101,05 per barel .

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 26 sen menjadi US$108,37 per barel di perdagangan London.

Sebuah penutupan parsial pemerintah AS pada Senin tengah malam waktu setempat semakin dekat, karena para negosiator kongres tetap jauh dari kesepakatan kemungkinan untuk mendanai kegiatan pemerintah.

Penurunan harga ini disebabkan "persepsi bahwa penutupan pemerintah AS akan berdampak pada permintaan minyak, dan dalam proses itu memukul prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir 2013," ujar analis CMC Markets Michael Hewson.

Carl Larry, seorang analis pada Oil Outlooks and Opinions, menghubungkan reli pada akhir sesi terhadap optimisme bahwa AS bagaimanapun juga akan mencegah penutupan kegiatan pemerintah.

"Setiap orang sedang mempertahankan jari mereka menyeberang yang itu akan bisa diselesaikan sebelum tengah malam," kata Larry.

Larry juga mengutip penghentian kegiatan sejumlah kilang baru-baru ini, termasuk di Texas dan Tennessee, sebagai faktor-faktor penyebab penurunan minyak pada Senin. Pengamat pasar sekarang memperkirakan peningkatan persediaan minyak AS dalam laporan mingguan Rabu (2/10/2013).

"Kami memiliki serentetan masalah kilang dan itu barangkali akan memungkinkan minyak mentah sedikit menumpuk karena mereka tidak menggunakan terlalu banyak," tuturnya. (antara/afp/yus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper