BISNIS.COM, JAKARTA – Setelah mencatatkan kinerja mengecewakan pada tahun lalu, produsen serat dan benang polyester PT Tifico Fiber Indonesia Tbk mengalokasikan belanja modal US$6,5 juta, naik tiga kali lipat dibandingkan dengan anggaran 2012 senilai US$2,1 juta.
Anton Wiratama, Presiden Direktur Tifico Fiber Indonesia, mengungkapkan belanja modal pada tahun ini akan difokuskan untuk mempertahankan stabilitas produksi perseroan dengan program peremajaan mesin.
“Kami bertekad memperbaiki kinerja di segala lini setelah menghadapi situasi sulit tahun lalu,” ungkapnya, Selasa (4/6).
Pada tahun lalu, penjualan bersih perseroan turun 10,5% menjadi US$359,5 juta jika dibandingkan dengan pencapaian pada 2011 yakni senilai US$401,9 juta akibat melemahnya harga jual produk.
Selain itu, lanjutnya, penurunan ini juga disebabkan tren penurunan harga kapas sebagai substitusi serat sintetis, serta maraknya produk tekstil impor yang menekan permintaan serat khususnya di pasar dalam negeri.
“Harga jual polyester menurun secara global. Belum lagi ditambah beban penaikan upah buruh dan energi,” katanya
Direktur Administrasi Tifico Fiber Indonesia Sugito Budiono menjelaskan penurunan harga polyester global ini disebabkan membanjirnya pasokan akibat perusahaan serat di China melakukan ekspansi besar-besaran.
Dia menambahkan penaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi akan semakin mempersulit perseroan khususnya untuk biaya logistik yang selama ini semakin membebani karena minimnya infrastruktur pendukung.