BISNIS.COM, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi masih bergerak di level 5.000, kendati sejumlah bursa global, yakni Wall Street dan Bursa Eropa ditutup melemah pada perdagangan Kamis (16/5).
HP Research memperkirakan menjelang akhir IHSG bergerak pada kisaran 5.056-5.129.
Saham-saham di bursa Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis karena data-data ekonomi AS yang menunjukkan pelemahan.
Jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran (weekly jobless claim) kembali naik 32k menyentuh level 360k, atau merupakan level tertinggi setelah enam minggu.
Data perumahan AS (housing starts) juga mulai mengalami penurunan sebesar 16.5% menyentuh level terendah sejak November. CPI turun 0.4% MoM di bulan April menyusul penurunan harga energi.
Sementara itu aktivitas manufaktur di Philadelphia juga memburuk pada bulan Mei. Saham-saham di bursa Wall Street juga mendapat tekanan setelah Presiden FED San Fransisco, mengatakan pembelian obligasi bank sentral dapat dikurangi dengan harapan ekonomi dan tenaga kerja membaik memasuki musim panas.
Kabar ekonomi AS yang melemah ini menyebabkan harga Obligasi T-bills kembali menguat dan yield kembali turun. 10-year note yield turun 3.5 bps, 30-year note yield turun 4.5 bps dan 5-year note yield turun 3 bps. USD kembali melemah terhadap mata uang global lainnya.
Data ekonomi zona euro menunjukkan ekspor naik 2.8% sementara import turun 1% pada bulan Maret dibandingkan dengan Februari. Sementara itu inflasi mengalami penurunan menjadi 1.2% di bulan April, dibandingkan dengan 1.7% di bulan Maret.
Namun, data ekonomi AS yang mengecewakan kembali memukul sebagian besar bursa Eropa pada penutupan perdagangan, investor khawatir akan perekonomian terbesar dunia ini tidak dapat pulih pada kecepatan yang diharapkan.
Nikkei kembali melemah pada pembukaan perdagangan pagi ini, mengikuti bursa AS. Sementara saham di Australia naik pada awal perdagangan didorong oleh laporan keuangan Perusahaan yang membaik.