Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA WALL STREET: S&P 500 Ditutup Turun 2,3% Ke 1.552,36

BISNIS.COM, NEW YORK--Bursa saham AS ditutup berjatuhan pada Senin sore atau Selasa pagi waktu Jakarta, mendorong indeks S&P 500 ke level penurunan terbesar dalam tahun ini setelah China melaporkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan.

BISNIS.COM, NEW YORK--Bursa saham AS ditutup berjatuhan pada Senin sore atau Selasa pagi waktu Jakarta, mendorong indeks S&P 500 ke level penurunan terbesar dalam tahun ini setelah China melaporkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (16/4/2013), S&P 500 turun 2,3% ke level 1.552,36 di New York, penurunan terbesar sejak 7 November. Indeks telah turun 2,6% sejak 11 April.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average turun 265,86 poin atau 1,8% ke level 14,599,20 sedangkan indeks Russell 2000 yang dibuat untuk perusahaan-perusahaan yang lebih kecil turun 3,8% atau terbesar dalam 17 bulan.

Sebanyak 8,5 miliar saham ditransaksikan pada perdagangan kemarin di Bursa AS, atau 33% lebih tinggi dari rerata 3 bulan.

Saham-saham yang berkontribusi terhadap kejatuhan bursa AS adalah saham-saham sektor energi dan bahan baku seperti Chevron Corp dan Exxon Mobil Corp yang turun masing-masing 2,8%.

Saham Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc dan Newmont Mining Corp merosot lebih dari 6,7% karena penurunan harga komoditas ke level terendah dalam 9 bulan.

"Data China yang lebih lemah dari perkiraan melemparkan air dingin pada cerita pertumbuhan global," kata Walter Bucky Hellwig, pengelola investasi BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama seperti dikutip Bloomberg.

"Ada banyak kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi dengan lintasan pertumbuhan ekonomi China. Sebagian pengamat pasar telah menolak skenario pendaratan keras tetapi jika tingkat pertumbuhan di bawah apa yang diperkirakan saat ini, itu adalah hambatan pada pertumbuhan global," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Achmad Aris
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper